SKRIPSI TRIO DIKA KURNIAWAN WORD STUDI KASUS PERANAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD IQRA' MUARA BULIAN KABUPATEN B ATANG HARI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Siswa
merupakan harapan dan kebanggaan dari setiap orang yang diharapkan dapat
berhasil di sekolah dengan baik. Oleh karena itu, untuk mewujudkan harapan
tersebut orang tua yang bijaksana akan selalu mengikuti perkembangan serta
berusaha mengetahui taraf kemampuan yang dimiliki anaknya. Bagi orang tua yang
tingkat pendidikannya rendah atau terlalu sibuk dengan pekerjaannya, mungkin
hal tersebut amat sulit dilakukan. Tetapi apabila orang tua yang menyadari akan
pentingnya partisipasi mereka terhadap keberhasilan anaknya, akan dengan
berbagai cara untuk mewujudkan tanggung jawabnya dalam membimbing dan
mengarahkan siswa agar dapat belajar dengan baik.
Hasil
penelitian Baker dan Stevenson menunjukkan bahwa, peran atau partisipasi orang
tua memberikan pengaruh baik dan penilaian guru terhadap siswa. Orang tua
mempunyai peran serta untuk ikut menentukan inisiatif, aktivitas terstruktur di
rumah untuk melengkapi program-program pendidikan di sekolah sebagaimana yang terjadi
di Indonesia. Selain itu, juga dinyatakan bahwa jaringan komunikasi yang
dibangun oleh orang tua sangat penting dalam menentukan keberhasilan siswa di
masyarakat. Partisipasi orang tua besar pengaruhnya terhadap proses belajar anak dan prestasi
belajar yang akan dicapai. Hal ini dipertegas oleh pernyataan Slameto (1995)
yang mengemukakan bahwa ”Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan
utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil,
tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar, yaitu
pendidikan bangsa, negara, dan dunia”.
Dilihat dari unsur pendidikan,
bahwa untuk mengajar dan mendidik siswa tersebut dengan baik, guru harus mau
menata diri sendiri, khususnya dalam proses pembelajaran, artinya guru harus
mau menata dan mampu menyesuaikan cara dan metode mengajarnya sesuai tuntutan
situasi dan kondisi dalam melaksanakan tugas sehari-hari saja sebagai seorang
guru agar berhasil dalam mengajar dan menjadikan siswa-siswi yang berprestasi.
Untuk menjadikan siswa yang berprestasi perlu adanya kerjasama antara orang tua
dan sekolah, karena selain sekolah orang tua juga bisa menentukan akan prestasi
siswa.
Prestasi belajar merupakan hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai
siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik
berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan
diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan. keadaan
keluarga sangat mempengaruhi prestasi
belajar siswa karena dipengaruhi oleh beberapa faktor dari keluarga yang
dapat menimbulkan perbedaan individu seperti kultur keluarga, pendidikan orang
tua, tingkat ekonomi, hubungan antara orang tua, sikap keluarga terhadap
masalah sosial dan realitas kehidupan.
Dalam
proses pendidikan setiap orang tua wajib dalam proses pendidikan mengembangkan potensi
anak didiknya, karena dengan mengembangkan potensi yang ada pada siswa akan
bisa mendukung untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar
merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan
belajar, baik disekolah maupun diluar sekolah. Mempunyai arti kurang lebih
prestasi adalah standar tes untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi
seseorang didalam satu atau lebih dari garis-garis pekerjaan atau belajar.
Oleh
sebab itu dalam penelitian ini penulis ingin sekali meneliti seberapa besar
peran orang tua dan sekolah dalam prestasi belajar siswa. Karena dewasa ini
orang tua sangat mengandalkan sekolah dalam pendidikan anaknya, orang tua
berfikir kalau sekolah adalah tempat yang paling utama dalam menjadikan
anak-anaknya berprestasi. Padahal hal tersebut salah jika orang tua tidak ikut
campur tangan dalam pendidikan anak-anaknya. Karena orang tua dan sekolah
memiliki peran utama yang bisa menjadikan siswa tersebut berprestasi. Jadi
perlu adanya hubungan yang erat dan saling berkomunikasi antara orang tua dan
sekolah dalam menjadikan siswa yang berprestasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah
diuraikan di atas masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah
kesenjangan antara orang tua dalam prestasi belajar siswa. Oleh karena itu masalah
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “ Bagaimana Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
kelas V Di SD Iqra’ Muara Bulian Menjadi Lebih Baik?”
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan
rumusan masalah yang telah ditetapkan di atas, maka secara spesifik tujuan
penelitian ini yakni untuk mengetahui peran orang tua dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa di SD Iqra’ Muara Bulian.
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
Jika tujuan penelitian diatas dapat tercapai, maka
hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1.
Sekolah. Hasil penelitian ini bisa dijadikan
masukan bagi sekolah, menambah wawasan tentang pentingnya berinteraksi dengan
orang tua siswa dalam menjadikan prestasi belajar siswa menjadi lebih baik.
2.
Orang tua. Sebagai orang tua hendaknya juga
perlu mengetahui betapa pentingnya hubungan antara orang tua dan sekolah dalam
prestasi belajar siswa yang lebih baik.
3.
Peneliti. Hasil penelitian ini bisa menjadi
bahan refleksi untuk melakukan penelitian lebih lanjut, dengan begitu maka
peneliti akan introspeksi dirinya tentang betapa pentingnya hubungan dan kerja
sama yang harus terjalin antara orang tua dan sekolah dalam menjadikan siswa
yang berprestasi.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Orang Tua
Slameto (2003:70) mengungkapkan bahwa sekolah
telah menyediakan serangkaian materi untuk mendidik seorang anak hingga dewasa
termasuk perkembangan dirinya. Namun, tanggung jawab pendidikan bukan
semata-mata menjadi tanggung jawab sekolah. Kunci menuju pendidikan yang baik
adalah keterlibatan orang dewasa yaitu orang tua yang penuh perhatian. Jika
orang tua terlibat langsung dalam pendidikan anak-anak di sekolah, maka
prestasi anak tersebut akan meningkat. Setiap siswa yang berprestasi dan
berhasil menamatkan pendidikan dengan hasil baik selalu memiliki orang tua yang
selalu bersikap mendukung. Slameto (2003:67) juga mengutarakan beberapa hal
yang perlu dilakukan oleh orang tua agar anaknya dapat berprestasi di sekolah.
2.1.1
Dukungan Orang Tua
Orang-tua sebaiknya memberi perhatian kepada
anak-anak mereka dan menanamkan kepada mereka nilai dan tujuan pendidikan.
Mereka juga berupaya mengetahui perkembangan anak mereka di sekolah. Caranya
adalah dengan berkunjung ke sekolah untuk melihat situasi dan lingkungan
pendidikan di sekolah. Menaruh minat terhadap aktivitas sekolah akan secara
langsung mempengaruhi pendidikan anak.
2.1.2 Kerjasama
Dengan Guru
Biasanya apabila timbul masalah-masalah
gawat, barulah beberapa orang tua menghubungi guru anak-anak mereka. Sebaiknya,
orang tua perlu mengenal guru di sekolah dan menjalin hubungan yang baik dengan
mereka. Berkomunikasilah dengan guru untuk perkembangan anak. Guru juga perlu
diberitahu bahwa pendidikan anak di sekolah sebagai bagian kehidupannya. Ini
akan membuat guru lebih memperhatikannya. Hadirilah pertemuan orang tua murid
dan guru yang diselenggarakan oleh sekolah. Pada pertemuan ini, akan bisa
mengetahui prestasi akademis anak serta perkembangan anak di sekolah.
2.1.3 Sediakan
Waktu Untuk Anak
Selalu
sediakanlah waktu yang cukup banyak bagi anak. Jika anak pulang sekolah,
umumnya mereka cukup stres dengan beban pekerjaan rumah, ulangan, maupun
problem lainnya. Sungguh ideal jika orang tua misalnya seorang ibu berada di
rumah pada saat anak-anak di rumah. Seorang anak akan senang bercerita ketika
pulang sekolah seraya mengeluarkan semua keluhan dan bebannya kepada orang tua.
Bisa jadi mereka mulai menceritakan teman-temannya yang nakal yang mulai
menawari rokok dan
narkoba. Dengan waktu yang disediakan oleh keluarga, maka orang tua akan mudah
memberikan nasihat bagi anak-anaknya.
2.1.4
Awasi Kegiatan Belajar Di
rumah
Tunjukkanlah minat orang tua akan pendidikan
anak-anaknya. Pastikan anak-anak sudah mengerjakan pekerjaan rumah (PR) mereka.
Wajibkan orang tua untuk mempelajari sesuatu bersama anak-anak. Membacalah
buku-buku yang bermanfaat bersama mereka. Jangan lupa jadwalkan waktu setiap
hari untuk memeriksa pekerjaan rumah anak dan kendalikan waktu menonton TV,
Internet serta bermain game
dari anak-anak.
2.1.5
Ajari Tanggung Jawab
Seorang
anak dapat bertanggung jawab mengerjakan tugas mereka di sekolah jika orang tua
telah mengajar mereka untuk mengerjakan tanggung jawab di rumah. Cobalah mulai
memberikan anak-anak pekerjaan rumah tangga rutin setiap hari seperti
membersihkan tempat tidur sendiri menurut jadwal yang spesifik. Pelatihan di
rumah seperti itu akan membutuhkan banyak upaya di pihak orang tua karena perlu
diawasi. Tetapi hal itu akan mengajar anak Anda rasa tanggung jawab yang mereka
butuhkan agar berhasil di sekolah dan di kemudian hari dalam kehidupan.
2.1.6
Disiplin
Jalankan disiplin dengan tegas namun dengan
penuh kasih sayang. Jika orang tua selalu menuruti keinginan anak, maka mereka
akan menjadi manja dan tidak bertanggung jawab. Problem lain yang bisa muncul
jika Anda terlalu memanjakan anak, yakni seperti seks remaja, kenal dengan
keberadaan narkoba, prestasi yang buruk, dan masalah-masalah lainnya.
2.1.7
Memperhatikan Kesehatannya
Jaga
kesehatan anak agar prestasi belajarnya tidak terganggu. Buat jadwal tidur yang
cukup untuk anak-anak. Anak-anak yang kelelahan tidak dapat belajar dengan
baik. Lalu hindari makanan seperti junk
food, karena selain menyebabkan problem obesitas, juga
mendatangkan pengaruh yang buruk terhadap kesanggupannya untuk berkonsentrasi.
2.1.8
Jadi Teman Terbaik
Jadilah
teman terbaik bagi anak-anak. Luangkan waktu untuk berbagi berbagai hal dengan
mereka. Seorang anak membutuhkan semua teman yang matang yang bisa ia dapatkan.
Dengan begitu maka anak akan lebih bisa mendapatkan perhatian yang khusus dan
banyak dari orang tuanya.
Pendidikan anak merupakan hal yang sangat
urgen untuk diperhatikan sebagai orang tua. Agar anak-anak menjadi generasi
muda yang bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan
merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut
Undang-undang Sisdiknas Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh
karena itu perlu pendidikan yang lebih bisa menggali potensi anak agar anak
bisa menjadi siswa yang berguna di masa depan dengan menyandang berbagai gelar
prestasi.
2.2 Hubungan Antara Orang Tua dengan Sekolah
Belajar
dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada
apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan
mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai
pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru
terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan
guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar harus bisa
mendapatkan hasil dan juga bisa melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya
intervensi orang lain sebagai pengajar. Dalam hal ini prestasi
belajar merupakan dambaan bagi setiap siswa yang sedang mengikuti
proses pembelajaran di sekolah serta dambaan bagi orang tua maupun guru.
Menurut
Hamalik (2003: 152) Orangtua adalah ayah dan/atau ibu seorang anak, baik melalui
hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, orangtua memiliki peranan yang sangat
penting dalam membesarkan anak, dan panggilan ibu/ayah dapat diberikan untuk
perempuan/pria yang bukan orangtua kandung (biologis) dari seseorang yang
mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada orangtua angkat (karena
adopsi) atau ibu tiri
(istri ayah
biologis anak) dan ayah tiri (suami ibu biologis anak).
Menurut Thamrin Nasution Orangtua merupakan setiap orang yang bertanggung jawab
dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari
disebut sebagai bapak dan ibu. Jika menurut Hurlock, Orangtua sendiri merupakan
orang dewasa yang membawa anak ke dewasa, terutama dalam masa perkembangan.
Tugas orangtua melengkapi dan mempersiapkan anak menuju ke kedewasaan dengan
memberikan bimbingan dan pengarahan yang dapat membantu anak dalam menjalani
kehidupan. Dalam memberikan bimbingan dan pengarahan pada anak akan berbeda
pada masing-masing orangtua kerena setiap keluarga memiliki kondisi-kondisi
tertentu yang berbeda corak dan sifatnya antara keluarga yang satu dengan
keluarga yang lain.
Sekolah perlu mengetahui dengan jelas agenda orangtua.
Dengan kata lain, sekolah perlu mengetahui, mendengarkan, dan memahami
keinginan orangtua. Untuk itu, cobalah kepala sekolah mengadakan acara
pertemuan secara rutin dengan orangtua siswa, untuk mendengarkan apa keinginan
dan bahkan gagasan kreatif orangtua.
2.3
Prestasi
Belajar
Menurut M. Ngalim Purwanto dalam buku “Psikologi
Pendidikan” Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa
kecakapan sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian. Sardiman
dalam "Interaksi dan Motivasi Belajar" berpendapat bahwa belajar itu
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya
dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar lebih ditekankan pada proses
kegiatannya dan proses belajar lebih
ditekankan pada hasil belajar yang dicapai oleh subjek belajar atau
siswa. Hasil belajar dari kegiatan belajar disebut juga dengan prestasi
belajar.
Pengertian Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri
dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar
mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian prestasi belajar, ada baiknya pembahasan ini diarahkan
pada masing-masing permasalahan terlebih dahulu untuk mendapatkan pemahaman
lebih jauh mengenai makna kata prestasi dan belajar. Hal ini juga untuk
memudahkan dalam memahami lebih mendalam tentang pengertian prestasi belajar itu sendiri. Prestasi belajar merupakan dambaan bagi
setiap siswa yang sedang mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dambaan
bagi orang tua maupun guru. Sebenarnya kata Prestasi belajar merupakan suatu
pengertian yang terdiri dari dua kata Prestasi dan belajar, yang masing-masing
mempunyai arti sendiri-sendiri.
menurut
Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah (1994) bahwa prestasi adalah apa yang
telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang
diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Menurut Slameto (1995) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Drs. H. Abu Ahmadi menjelaskan Pengertian Prestasi Belajar yakni secara teori
bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan
besar untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik
(nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan
untuk menyelidiki, mengartikan situasi), disamping itu siswa memerlukan untuk menerima umpan
balik secara langsung derajat sukses pelaksanaan tugas. Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya
(Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana
membagi tiga macam hasil belajar mengajar, yaitu Keterampilan dan kebiasaan, Pengetahuan
dan pengarahan, serta sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi
belajar mempunyai arti sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan dan
sebagainya) oleh usaha. Pengertian prestasi belajar tidak hanya yang
tersebut di atas akan tetapi ada pengertian lain mengenai kata prestasi belajar
yang dinyatakan oleh Suharto dan Iryanta Tata bahwa prestasi belajar adalah
suatu yang ada (terjadi) oleh suatu kerja. Selanjutnya makna kata prestasi
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Ngalim Purwanto menyatakan bahwa prestasi belajar adalah
tingkat kemampuan berpikir sedangkan Pusat Pengujian Balitbang Depdikbud
menyatakan bahwa prestasi belajar tidak hanya meliput aspek pengetahuan dan
ketrampilan, namun meliputi pula aspek pembentukan watak seorang siswa.
Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa
setelah menjalani serangkaian proses pembelajaran. Hasil belajar tersebut digambarkan secara kuantitas
dan kualitas. Secara kuantitas dinyatakan dengan angka antara 0 sampai 100.
Sedangkan secara kualitas digambarkan dengan kategori sangat baik , baik,
sedang dan kurang.
E. Usman
Effendi dan Juhaya S.
Praja menyatakan bahwa Prestasi
belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat. Prestasi
belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku yaitu aspek
motorik, aspek kognitif sikap, kebiasaan, ketrampilan maupun pengetahuannya.
Ditandai dengan hafalnya seseorang kepada sesuatu materi yang dipelajarinya
yang dimanivestasikan dalam bentuk-bentuk:
1.
Pengetahuan
2.
Pengertian
3.
Kebiasaan
4.
Ketrampilan (skill)
5.
Apresiasi
6.
Emosional
7.
Hubungan sosial
8.
Jasmani
9.
Etika atau budi pekerti
10. Sikap
(attitude).
Bloom membagi tingkat kemampuan atau tipe Prestasi
belajar dari aspek kognitif menjadi lima :
1.
Pengetahuan hafalan
2.
Pemahaman atau komprehensif
3.
Penerapan aplikasi
4.
Analisis
5.
Evaluasi.
Selanjutnya Abin Syamsudin secara garis besar membagi
Prestasi belajar menjadi tiga golongan, yaitu :
1.
Aspek kognitif meliputi pengetahuan hafalan,
pengamatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2.
Aspek efektif meliputi penerimaan, sambutan,
penghargaan, apresiasi, internalisasi, dan karakterisasi.
3.
Aspek psikomotor meliputi keterampilan bergerak
serta ketrampilan verbal dan non verbal.
Burton menyatakan bahwa,
Prestasi belajar adalah :
1.
Kecakapan
2.
Ketrampilan
3.
Prinsip-prinsip generalisasi
4.
Ketrampilan mental
5.
Sikap-sikap emosional
6.
Fakta-fakta dan pengetahuan.
Sedang Sindgren, mengemukakan bahwa Prestasi belajar
terdiri dari:
1.
ketrampilan (skill)
2.
Informasi
3.
Pengertian (konsep) dan
4.
Sikap (attitude).
Prestasi
belajar tidak harus selalu berkaitan
dengan nilai atau penghargaan yang terbaik, akan tetapi yang namanya
prestasi belajar adalah bagaimana hasil kita dalam memperbaiki masa depan
kita daripada yang sebelumnya. Jadi jika kita mampu lebih baik daripada yang
sebelumnya, maka kita sudah mendapatkan suatu prestasi belajar. Dengan prestasi
belajar maka akan memotivasi kita untuk terus menjadi lebih baik, sebab setelah
kita memperoleh suatu prestasi belajar maka kita juga sebaiknya berusaha untuk
mendapatkan prestasi
belajar yang lebih baik lagi di masa depannya.
Lingkungan dan manusia terdapat hubungan timbal balik
dalam artian lingkungan mempengaruhi manusia dan manusia mempengaruhi
lingkungan. Begitupula dalam proses belajar menganjar. Lingkungan merupakan
sumber belajar yang banyakberpengaruh dalam proses belajar maupun perkembangan anak. Kondisi
lingkungan yang kondusif baik lingkungan
rumah, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat aka menciptakan ketenangan dan kenyamanan
bagi siswa dalam belajar sihingga akan dapat mendukung kegiatan belajar dan
siswa akan lebih mudah untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
Maka lama-kelamaan secara tidak disadari kita akan
mendapatkan kualitas prestasi belajar yang terbaik dari yang terbaik.Menjadikan
prestasi belajar kita sebagai bahan motivasi untuk terus memperbaiki diri demi masa
depan kita itu sangatlah perlu, sebab manusia itu harus berkembang,
jika tidak maka kita akan tertinggalkan oleh orang-orang yang terus memperbaiki
diri mereka untuk terus mendapatkan prestasi belajar lebih baik daripada
yang sebelumnya. Jika misalkan hari ini kita sudah bisa mengerjakan 10 macam
pekerjaan, maka untuk meningkatkan prestasi belajar kita, besok harus
ditingkatkan banyaknya macam pekerjaan kita. Dan itu kita tingkatkan terus agar
bisa mendapatkan prestasi belajar yang lama-kelamaan terus mengalami perbaikan,
dan tentu saja akan sangat luar biasa efeknya di masa depan nanti. Dari
uraian di atas bisa disimpulkan prestasi belajar adalah suatu perubahan tingkah
laku yang dicapai siswa sebagai hasil belajar yang meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif,
afektif dan psikomotor yang dinyatakan dalam bentuk angka atau skor.
Menurut Arikunto, 2004, Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah :
1.
Minat dan sikap siswa
Arikunto, 1993
menyatakan bahwa minat
siswa terhadap suatu mata pelajaran akan mempengaruhi sikap siswa terhadap mata
pelajaran itu. Jika siswa meminati suatu mata pelajaran maka ia akan
menunjukkan sikap serius dan ingin mengikutinya sebaik mungkin. Siswa akan
memperoleh prestasi belajar yang
optimal. Sebaliknya, jika siswa kurang meminati suatu mata pelajaran karena
dianggapnya sulit misalnya, maka ia akan menunjukkan sikap cuek dan sering
mengeluh.
2. Motivasi belajar
Motivasi merupakan hal-hal yang mendorong siswa untuk mau
belajar. Semangat dan kemauan belajar ini akan menjadi roket pendorong bagi
siswa untuk memperolehprestasi belajar secara
maksimal. Jika motivasi belajar siswa rendah, maka sangat sulit untuk meraih
hasil belajar yang maksimal (Arikunto. 2004).
3. Konsentrasi belajar
Menurut Arikunto, 2004, Konsentrasi belajar adalah pemusatan
seluruh aktivitas fisik dan mental pada pelajaran yang sedang
berlangsung. Konsentrasi menjadi modal utama untuk dapat mengikuti suatu
pelajaran dengan baik. Dengan konsentrasi penuh, siswa tidak akan melakukan
kegiatan lain selain dari aktivitas belajar yang sedang berlangsung.
4.Cita-cita siswa
Untuk apa siswa belajar? Pertanyaan ini sederhana tapi
kadang-kadang siswa tidak bisa memberikan jawaban yang sesungguhnya. Malah
berfikir panjang terlebih dulu baru memberikan jawaban. Padahal cita-cita
merupakan harapan untuk meraih sesuatu yang diinginkan. Dengan adanya cita-cita
maka siswa akan berusaha untuk meraih prestasi belajar yang tinggi (Arikunto.
2004).
5. Intelegensi
Intelegensi
(kecerdasan) juga menjadi faktor penentu dalam meraih hasil belajaryang optimal. Faktor
intelegensi tidak ditempatkan pada urutan pertama karena alasan fenomena yang
terjadi dalam kenyataan sehari-hari. Rupanya intelegensi tidak menjamin siswa
untuk meraih prestasi belajar yang
tinggi tanpa didukung oleh faktor yang lainnya.
Setiap orang yang mengukur semua prestasi belajar,
pasti kehidupannya benar-benar sangat berkualitas. Jadi bukan sembarang kehidupan
yang mereka terapkan, melainkan mereka hidup untuk mendapatkan prestasi belajar
yang jauh lebih baik daripada sebelumnya. Prestasi belajar yang telah diraih
hari ini dicatat sebagai petunjuk kalau besok harus bisa mendapatkan prestasi
belajar yang lebih baik lagi. Bukankan kehidupan semacam itu lebih terasa
menantang ? Daripada kita hidup hanya untuk nonton, makan, nongkrong, dll,
apakah besoknya bisa jadi lebih baik? Kehidupan tanpa prestasi belajar
semacam itu pastilah sangat membosankan, mengulangi aktifitas kehidupan
sehari-hari tentu sangat membosankan pula.
Lingkungan sekolah merupakan tempat bagi siswa untuk
belajar bersama teman-temannya secara terarah guna menerima transfer
pengetahuan dari guru yang didalamnya mencakup keadaan sekitar suasana sekolah,
relasi siswa dengan dan teman-temannya, relasi siswa dengan guru dan dengan
staf sekolah, kualitas guru dan metode mengajarnya, keadaan gedung, masyarakat
sekolah, tata tertib, fasilitas-fasilitas sekolah, dan sarana prasarana
sekolah.
Setelah
menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah
dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu
baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian
akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.
Mari kita perbanyak prestasi belajar kita dengan terus memperbaiki prestasi
yang diraih setiap harinya, prestasi hari ini harus lebih baik dari prestasi
kemarin. Dan prestasi di esok hari harus lebih baik dari prestasi hari ini.
2.4 Jenis – Jenis Prestasi Belajar
Setiap lembaga pendidikan menginginkan agar peserta
didiknya mempunyai prestasi yang tinggi. Untuk mengetahui bahwa siswa telah
mencapai prestasi belajar seperti apa yang diharapkan pendidik jika dilihat
dari adanya perubahan tingkah laku atas sikap dari peserta didik. Bloom
menyatakan ada tiga bentuk prestasi yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
Untuk lebih jelasnya akan penulis uraikan dari masing-masing ranah tersebut,
yaitu :
a.
Prestasi belajar aspek kognitif
Prestasi belajar
siswa pada aspek kognitif menitikberatkan pada masalah bidang intelektual,
sehingga kemampuan akal akan mendapatkan perhatian yaitu kerja otak untuk dapat
menguasai berbagai pengetahuan yang diterimanya. Bloom mengklasifikasi tujuan
kognitif menjadi enam tingkatan. Keenam aspek pendukung tersebut kesemuanya
menitikberatkan pada kemampuan akal semata.
b.
Prestasi belajar aspek afektif
Ini lebih banyak
menitikberatkan pada bidang sikap dan tingkah laku. Aspek ini berkaitan dengan
sikap mental, perasaan dan kesadaran siswa. Prestasi belajar ini diperoleh
melalui proses internalisasi, yaitu suatu proses kearah pertumbuhan batiniah
atau rohaniah siswa (Sudjana, 1995:76). Aspek afektif ini sudah tentu mempunyai
nilai yang lebih tinggi karena didalamnya menyangkut kepribadian siswa”.
c.
Prestasi belajar aspek psikomotor
Prestasi belajar
aspek psikomotor adalah kemampuan didalam masalah skill atau keterampilan dan
kemampuan bertindak. Prestasi belajar aspek psikomotor ini merupakan tingkah
laku nyata dan dapat diamati.
Ketiga jenis prestasi belajar tersebut akan lebih sempurna jika ketiganya
dimiliki oleh setiap siswa, dimana aspek afektif merupakan aspek yang harus
ada, Karena tanpa memiliki sikap dan tingkah laku yang terpuji tentu saja
kecerdasan yang ada pada diri siswa tidak akan berarti.
2.4 Kerangka Berfikir
Peran orang tua
sangatlah berguna bagi siswa dalam peningkatan prestasi belajarnya, karena
dengan adanya dukungan serta kerja sama yang diberikan orang tua kepada siswa
akan bisa menunjang keberhasilan siswa dalam meningkatkan prestasinya. Selain
itu dengan waktu yang diluangkan dan juga memperhatikan keadaan siswa juga bisa
menunjang meningkatnya prestasi siswa. Oleh karenanya kerangka berfikir dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
PERAN ORANG TUA
|
DUKUNGAN ORANG
TUA
|
KERJASAMA DENGAN
GURU
|
SEDIAKAN
WAKTU UNTUK ANAK
|
AWASI
KEGIATAN BELAJAR DI RUMAH
|
AJARI TANGGUNG
JAWAB
|
DISIPLIN
|
MEMPERHATIKAN
KESEHATANNYA
|
JADI TEMAN
TERBAIK
|
PRESTASI SISWA
|
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Pada
penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Selain itu menurut Best dalam Sukardi, (2009 :
157) penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai dengan apa adanya.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas
V Sekolah Dasar Iqra’ Muara Bulian, yang berlokasi dijalan
Jendral Sudirman Muara Bulian. Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti melakukan survey
terlebih dahulu. Pene litian ini dilaksanakan 2 minggu dari tanggal 03 Februari
sampai dengan tanggal 17 Februari 2014.
3.3 Subyek
Penelitian
Pada penelitian ini
peneliti mengambil subyek yakni siswa dari kelas V Sekolah Dasar Iqra’ Muara
Bulian Tahun Ajaran 2012/2013. Serta subjek penelitiannya adalah semua orang
tua siswa kelas V Sekolah Dasar Iqra’ Muara Bulian Kabupaten Batang Hari.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Metode Angket
Menurut
Suharsimi Arikunto, Kuesioner/angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan
kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan
pengguna. Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain
dengan maksud agar orang yang diberikan tersebut bersedia memberikan respon
sesuai dengan permintaan pengguna.
Dengan
demikian angket/kuesioner adalah
daftar pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti dimana tiap pertanyaannya
berkaitan dengan masalah penelitian. Angket tersebut pada akhirnya diberikan
kepada responden untuk dimintakan jawaban.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa angket (kuesioner)
adalah suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan beberapa pertanyaan
kepada responden. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan daftar angket
untuk mengumpulkan data tentang seberapa besar pengaruhnya hubungan orang tua
terhadap prestasi siswa Sekolah Dasar Iqra Muara Bulian Tahun Ajaran 2012/2013.
3.4.2
Metode Observasi
Istilah observasi berasal dan bahasa Latin yang
berarti ”melihat” dan “memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada
kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan
mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi
menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu, baik ilmu eksakta
maupun ilmu - ilmu sosial, Observasi dapat berlangsung dalam konteks
laboratoriurn (experimental) maupun konteks alamiah.
Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis
dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan
melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Menurut Arikunto (2002:128), Observasi adalah aktivitas yang dilakukan makhluk
cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami
pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah
diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi – informasi yang dibutuhkan
untuk melanjutkan suatu penelitian. Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi
adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui
observasi. Dalam penelitian ini peneliti juga melakukan observasi dengan bentuk
lembaran observasi yang ditujukan kepada orang tua.
3.4.3
Analisis Dokumen
Menurut Arikunto (2000: 234) metode dokumentasi
adalah: ”mencari data mengenai hal - hal atau variasi yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah kabar, majalah, prasasti, notulen,
raport, leger dan sebagainya”.
Untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian ini digunakan metode dokumentasi. Dimana peneliti
memerlukan dokumentasi yakni hasil belajar siswa yang diambil dari nilai raport
berupa nilai akhir semester tahun ajaran 2012/2013 yang diperoleh dari
wali kelas.
3.5 Teknik
Analisis Data
Teknik
analisis data merupakan bagian yang terpenting dalam penelitian, karena
memberikan arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah dalam
penelitian. Dari data yang akan diperoleh kemudian dianalisis. Adapun teknik
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif.
Setelah
data yang diperlukan di dapat berdasarkan hasil wawancara terstruktur, maka
langkah berikutnya adalah menganalisa data sesuai dengan pertanyaan peneliti
yang telah diterapkan sehingga dapat dipresentasekan. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan analisis deskriptif dengan menggunakan
rumus persentase.
P = F/N x 100
|
Dimana :
P = Persentase N = Jumlah
responden
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
(frekuensi jawaban)
Selanjutnya yang
dilakukan oleh peneliti adalah menarik kesimpulan dengan menggunakan penilaian
dari Arikunto (1986 : 115) sebagai berikut :
Tabel 1.
No.
|
Jumlah Prosentase
|
Kategori
|
1
|
81% - 100%
|
Sangat Baik Sekali
|
2
|
61% - 80%
|
Baik Sekali
|
3
|
41% - 60%
|
Baik
|
4
|
11% - 40%
|
Kurang
|
5
|
0 – 20%
|
Kurang Sekali
|
3.6 Instrumen
Penelitian
Instrumen itu
merupakan alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu, sedangkan penelitian
memiliki arti pemeriksaan, penyelidikan, kegiatan pengumpulan, pengolahan,
analisis dan penyajian data secara sistematis dan objektif. Dengan masing –
masing pengertian kata tersebut diatas, maka instrumen penelitian adalah semua
alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah,
atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data – data secara
sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji
suatu hipotesis.
Jadi semua alat yang
bisa mendukung suatu penelitian bisa mendukung suatu penelitian bisa disebut
instrumen penelitian. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai
variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan
tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Pada penelitian ini peneliti menggunakan
instrument berupa angket. Angket disini digunakan untuk memperoleh data mengenai peran orang tua dalam meningkatkan prestasi siswa.
Tabel 2.
Kisi –
Kisi Butir Angket Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di
SD Iqra’ Muara Bulian Kabupaten Batang Hari
No.
|
Karakter
Pokok
|
Nomor
Butir Pernyataan
|
Jumlah
|
1
|
Dukungan Orang Tua
|
1, 2, 3, 17, 18, 25, 27, 29
|
8
|
2
|
Kerjasama Dengan Guru
|
19, 26, 24
|
3
|
3
|
Sediakan Waktu Untuk Anak
|
4, 5
|
2
|
4
|
Awasi Kegiatan Belajar Di
Rumah
|
6, 28, 21, 23, 30
|
5
|
5
|
Ajari Tanggung Jawab
|
7, 8, 22
|
3
|
6
|
Disiplin
|
9, 10, 16, 20
|
4
|
7
|
Memperhatikan
Kesehatannya
|
11
|
1
|
8
|
Jadi Teman Terbaik
|
12, 13, 14, 15
|
4
|
Jumlah
Keseluruhan
|
30
|
3.7 Uji
Instrumen
3.7.2
Uji
Validitas Instrumen dan Reliabilitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 1993). Instrumen survei
yang baik memiliki tingkat kevalidan tinggi sebaliknya instrumen survei yang
buruk memiliki tingkat kevalidan rendah. Instrumen survei yang baik akan
menghasilkan data yang benar yang akan mengantarkan peneliti pada suatu
kesimpulan penelitian yang sesuai dengan kenyataan. Sebaliknya, instrumen
survei yang buruk akan menghasilkan data yang tidak benar sehingga menghasilkan
kesimpulan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Syarat lainnya yang juga penting bagi seorang
peneliti adalah reliabilitas. Reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajegan.
Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi,
apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang
hendak diukur. Ini berarti semakin reliabel suatu tes memiliki persyaratan maka
semakin yakin kita dapat menyatakan bahwa dalam hasil suatu tes mempunyai hasil
yang sama ketika dilakukan tes kembali.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan serta
uraian yang telah dikumpulkan sebelumnya maka didalam bab ini akan dilakukan
analisa pembahasan yang diperoleh dalam penelitian ini. Hasil penelitian akan
digambarkan sesuai dengan tujuan yang diajukan sebelumnya. Gambaran dari
jawaban wawancara ke delapan belas responden yaitu orang tua dari siswa kelas V
Sekolah Dasar Iqra’ Muara Bulian (hasil wawancara terdapat dilampiran), dapat
dilihat dari tabel – tabel dibawah ini :
4.1.1
Deskripsi
Tentang Peran Orang Tua Terhadap Siswa
Gambaran dari jawaban
angket 18 responden yaitu orang tua siswa kelas V SD Iqra’ Muara Bulian dapat dilihat dari tabel-tabel dibawah ini :
Tabel 3. Deskripsi Mengenai Dukungan Orang Tua
No.
|
Pernyataan
|
Subjek
|
Jawaban responden (%)
|
|||
BS
|
B
|
TB
|
STB
|
|||
1
|
Orang tua selalu membimbing anaknya ketika sedang belajar
dirumah
|
18
|
27,7
|
27,7
|
38,8
|
5,5
|
2
|
Orang tua memberikan motivasi ketika anak sedang belajar
|
18
|
27,7
|
27,7
|
33,3
|
11,1
|
3
|
Orang tua membelikan buku pelajaran setiap bulannya
|
18
|
22,2
|
50
|
22,2
|
5,5
|
4
|
Orang tua memberikan hadiah kepada anak sebagai tanda semangat
anak
|
18
|
0
|
55,5
|
44,4
|
0
|
5
|
Orang tua memuji anaknya ketika anak rajin belajar
|
18
|
22,2
|
77,7
|
0
|
0
|
6
|
Orang tua tidak pernah memberian hadiah ketika anak meraih
prestasi
|
18
|
0
|
44,4
|
27,7
|
27,7
|
7
|
Orang tua akan menambah uang saku ketika anak rajin belajar
|
18
|
0
|
55,5
|
94,4
|
0
|
8
|
Orang tua memberikan hadiah pada anak jika anak mendapat nilai
baik
|
18
|
0
|
61,1
|
5,5
|
33,3
|
Jumlah
|
99,8
|
349,6
|
266,3
|
83,1
|
||
Rata-rata
|
12,4
|
43,7
|
33,2
|
10,3
|
Berdasarkan
tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase yang didapat melalui responden pada indikator dukungan orang tua menyatakan bahwa persentase terbesar terlihat pada
yang mengatakan Benar (B) yakni rata-rata mencapai 43,7 %, 33,2 % untuk yang
mengatakan Tidak Benar (TB), 12,4 % untuk yang mengatakan Benar Sekali (BS),
dan 10,3 % untuk yang mengatakan Sangat Tidak Benar (STB). Sehingga dengan
persentase tersebut dukungan orang tua memang perlu diterapkan untuk
meingkatkan prestasi siswa.
Table 4. Deskripsi Mengenai Kerjasama Dengan Guru
No.
|
Pernyataan
|
Subjek
|
Jawaban responden (%)
|
|||
BS
|
B
|
TB
|
STB
|
|||
1
|
Orang tua selalu memberian sanjungan kepada anak
|
18
|
38,8
|
22,2
|
38,8
|
0
|
2
|
Orang tua jarang membelikan
buku pelajaran untuk anaknya
|
18
|
0
|
44,4
|
27,7
|
27,7
|
3
|
Orang tua memerintahkan anaknya untuk mengikuti bimbingan
belajar
|
18
|
27,7
|
55,5
|
11,1
|
5,5
|
Jumlah
|
66,5
|
122,1
|
77,6
|
33,2
|
||
Rata-rata
|
22,1
|
40,7
|
25,8
|
11,1
|
Berdasarkan
tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase yang didapat melalui responden pada
indicator kerjasama dengan guru menyatakan bahwa persentase terbesar terlihat
pada yang mengatakan Benar (B) yakni dengan rata-rata mencapai 40,7%. 25,8%
untuk yang mengatakan Tidak Benar (TB), 22,1% untuk yang mengatakan Benar
Sekali (BS), dan 11,1% untuk yang mengatakan Sangat Tidak Benar (STB). Sehingga
dengan persentase tersebut kerjasama dengan guru memang harus dilakukan oleh
setiap orang tua.
Table 5. Deskripsi Mengenai Penyediaan Waktu Untuk Anak
No.
|
Pernyataan
|
Subjek
|
Jawaban responden (%)
|
|||
BS
|
B
|
TB
|
STB
|
|||
1
|
Orang tua selalu bertanya tentang pelajaran di sekolah
|
18
|
55,5
|
38,8
|
5,5
|
0
|
2
|
Orang tua memberikan arahan dan nasehat dalam belajar
|
18
|
0
|
66,6
|
27,7
|
5,5
|
Jumlah
|
55,5
|
105,4
|
33,2
|
5,5
|
||
Rata-rata
|
27,7
|
52,7
|
16,6
|
2,7
|
Berdasarkan
table diatas dapat dilihat bahwa persentase yang didapat melalui responden pada
indicator penyediaan waktu untuk anak menyatakan bahwa persentase terbesar
terlihat pada yang mengatakan Benar (B) dengan rata-rata mencapai 52,7%, 27,7%
untuk yang mengatakan Benar Sekali (BS), 16,6% untuk yang mengatakan Tidak
Benar (TB), dan 2,7% untuk yang mengatakan Sangat Tidak Benar (STB). Sehingga
dengan persentase tersebut penyediaan waktu untuk anak sangat diperlukan
terutama untuk orang tua yang sering sibuk dengan kesibukannya.
Tabel 6. Deskripsi Mengenai Pengawasan Kegiatan Belajar Dirumah
No.
|
Pernyataan
|
Subjek
|
Jawaban responden (%)
|
|||
BS
|
B
|
TB
|
STB
|
|||
1
|
Orang tua menciptakan suasana yang tenang ketika ana sedang
belajar
|
18
|
0
|
44,4
|
55,5
|
0
|
2
|
Orang tua memberikan perhatian lebih kepada anaknya
|
18
|
0
|
66,6
|
33,3
|
0
|
3
|
Orang tua memberikan alunan musik ketika anak sedang belajar
dirumah
|
18
|
0
|
44,4
|
27,7
|
27,7
|
4
|
Orang tua menciptakan suasana tenang ketika anak sedang belajar
|
18
|
11,1
|
33,3
|
50
|
5,5
|
5
|
Orang tua akan memarahi anaknya jika anak malas dalam belajar
|
18
|
50
|
0
|
50
|
0
|
Jumlah
|
61,1
|
188,7
|
216,5
|
33,2
|
||
Rata-rata
|
12,22
|
37,74
|
43,4
|
6,64
|
Berdasarkan
tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase yang didapat melalui responden pada
indicator pengawasan kegiatan belajar dirumah menyatakan bahwa persentase
terbesar terlihat pada yang mengatakan
Benar (B) dengan rata-rata mencapai 43,3%, 37,74% untuk yang mengatakan Tidak
Benar (TB), 12,22% untuk yang mengatakan Benar Sekali (BS), dan 6,64% untuk
yang mengatakan Sangat Tidak Benar (STB). Sehingga dengan persentase tersebut
memang perlu adanya pengawasan yang benar-benar mengawasi kegiatan belajar anak
dirumah.
Tabel 7. Deskripsi Mengenai Pemberian Tanggung Jawab
No.
|
Pernyataan
|
Subjek
|
Jawaban responden (%)
|
|||
BS
|
B
|
TB
|
STB
|
|||
1
|
Orang tua menyarankan kepada anak untuk mengulang pelajarannya
dirumah
|
18
|
27,7
|
55,5
|
11,1
|
5,5
|
2
|
Orang tua memberikan fasilitas belajar di rumah
|
18
|
11,1
|
55,5
|
33,3
|
0
|
3
|
Orang tua memfokuskan akan pendidikan anak
|
18
|
44,4
|
55,5
|
0
|
0
|
Jumlah
|
83,2
|
166,5
|
44,4
|
30,5
|
||
Rata-rata
|
27,7
|
55,5
|
14,8
|
10,1
|
Berdasarkan
tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase yang didapat melalui responden pada
indicator pemberian tanggung jawab menyatakan bahwa persentase terbesar
terlihat pada yang mengatakan Benar (B) dengan rata-rata mencapai 55,5%, 27,7%
untuk yang mengatakan Benar Sekali (BS), 14,8% untuk yang mengatakan Tidak
Benar (TB), dan 10,1% untuk yang mengatakan Sangat Tidak Benar (STB). Sehingga
dengan persentase tersebut orang tua perlu memberikan pelajaran tentang
tanggung jawab kepada anak.
Tabel 8. Deskripsi Mengenai Kedisiplinan
No.
|
Pernyataan
|
Subjek
|
Jawaban responden (%)
|
|||
BS
|
B
|
TB
|
STB
|
|||
1
|
Orang tua melarang untuk menonton televisi ketika sedang belajar
|
18
|
27,7
|
38,8
|
33,3
|
0
|
2
|
Anak akan belajar tanpa diperintah oleh orang tua
|
18
|
11,1
|
55,5
|
33,3
|
0
|
3
|
Orang tua memerintahkan anak untuk menyenangi setiap mata
pelajaran
|
18
|
16,6
|
55,5
|
27,7
|
0
|
4
|
Orang tua melarang anaknya untuk telat datang ke sekolah
|
18
|
33,3
|
66,6
|
0
|
0
|
Jumlah
|
88,7
|
216,4
|
94,3
|
0
|
||
Rata-rata
|
22,1
|
54,1
|
23,5
|
0
|
Berdasarkan
tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase yang didapat melalui responden pada
indicator kedisiplinan menyatakan bahwa persentase terbesar terlihat pada yang
mengatakan Benar (B) dengan rata-rata mencapai 54,1%, 23,5% untuk yang
mengatakan Tidak Benar (TB), 22,1% untuk yang mengatakan Benar Sekali (BS), dan
0 untuk yang megatakan Sangat Tidak Benar (STB). Sehingga dengan persentase
tersebut peran orang tua untuk melatih anak dalam kedisiplinan memang harus
dilakukan.
Tabel 9. Deskripsi Mengenai Perhatian Terhadap Kesehatan Anak
No.
|
Pernyataan
|
Subjek
|
Jawaban responden (%)
|
|||
BS
|
B
|
TB
|
STB
|
|||
1
|
Orang tua memberikan perhatian ketika anak sedang belajar
|
18
|
16,6
|
44,4
|
33,3
|
5,5
|
Jumlah
|
16,6
|
44,4
|
33,3
|
5,5
|
||
Rata-rata
|
16,6
|
44,4
|
33,3
|
5,5
|
Berdasarkan
tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase yang didapat melalui responden pada
indicator perhatian terhadap kesehatan anak, menyatakan bahwa persentase
terbesar terlihat pada yang mengatakan Benar (B) dengan rata-rata mencapai
44,4%, 33,3% untuk yang mengatakan Tidak Benar (TB), 16,6% untuk yang
mengatakan Benar Sekali (BS), dan 5,5% untuk yang mengatakan Sangat Tidak Benar
(STB). Sehingga dengan persentase tersebut peran orang tua agar selalu menjaga
dan memperhatikan kesehatan anak perlu diterapkan dalam hal ini.
Tabel
10. Deskripsi Mengenai Peran Orang Tua Untuk Menjadi Teman Terbaik
No.
|
Pernyataan
|
Subjek
|
Jawaban responden (%)
|
|||
BS
|
B
|
TB
|
STB
|
|||
1
|
Orang tua memberikan solusi ketika anak mempunyai masalah dalam
belajar
|
18
|
22,2
|
33,3
|
44,4
|
0
|
2
|
Orang tua mengajak berdiskusi untuk membahas masalah belajar
|
18
|
55,5
|
27,7
|
16,6
|
0
|
3
|
Orang tua mengingatkan ananya untuk belajar tiap malam
|
18
|
22,2
|
44,4
|
33,3
|
0
|
4
|
Orang tua menemani anak ketika sedang belajar
|
18
|
0
|
50
|
44,4
|
5,5
|
Jumlah
|
99,9
|
155,4
|
138,7
|
5,5
|
||
Rata-rata
|
24,9
|
38,85
|
34,6
|
1,3
|
Berdasarkan
tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase yang didapat melalui responden pada
indicator peran orang tua untuk menjadi teman terbaikmenyatakan bahwa
persentase terbesar terlihat pada yang mengatakan Benar (B) dengan rata-rata
mencapai 38,85%, 34,6% untuk yang mengatakan Tidak Benar (TB), 24,9% untuk yang
mengatakan Benar Sekali (BS), dan 1,3% untuk yang mengatakan Sangat Tidak Benar
(STB). Sehingga dengan persentase tersebut memang menjadi teman yang terbaik
untuk anak adalah peran orang tua yang harus dilakukan.
Dari data
diatas dapat disimpulkan dalam bentuk persentase dari keseluruhan jawaban maka
dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 11.
Persentase jawaban
Persentase
|
N
|
Jawaban responden (%)
|
|||
BS
|
B
|
TB
|
STB
|
||
Jawaban
|
18
|
16,6
|
44,4
|
33,3
|
5,5
|
Dapat
digambarkan melalui tabel diatas bahwa untuk jawaban kuisioner melalui 18
responden terhadap peran orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di
SD Iqra’ Muara Bulian Kabupaten Batang Hari. Yaitu 44,4% menjawab Benar (B),
33,3% menjawab Tidak Benar (TB), 16,6% menjawab Benar Sekali, dan 5,5% menjawab
Sangat Tidak Benar (STB).
4.1.2
Deskripsi
Mengenai Prestasi Belajar Siswa
Berdasarkan
penelitian yang peneliti lakukan terhadap orang tua siswa mengenai peran orang
tua untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dapat dijelaskan bahwa siswa yang
mendapat prestasi tertinggi adalah siswa yang tidak lepas dari dukungan orang
tua, jelas terlihat pada tabel 3. Bahwasannya 43,7% dukungan orang tua
dibandingkan dengan tidak ada dukungan orang tua yang hanya mencapai 33,2%.
Perbedaan ini menjadikan bahan perbandingan yang sangat besar untuk orang tua
terhadap dukungan yang diberikannya.
Melihat dari nilai
akhir semester kelas V Tahun Ajaran 2013/2014, siswa yang mendapat dukungan
dari orang tuanya mendapat prestasi pertama dikelasnya dengan nilai rata-rata
mencapai 85,36 sedangkan orang tua yang kurang berperan dalam memperhatikan
anaknya berdampak pada anak yang hanya mencapai nilai rata-rata 60,81. Hal
tersebut dapat dilihat pada tabel 6. Bahwasannya pengawasan kegiatan belajar
dirumah kurang diperhatikan oleh orang tua dari siswa tersebut. Karena hasil
persentase terbesar terlihat pada yang mengatakan Tidak Benar (TB) adanya
pengawasan kegiatan belajar dirumah dengan rata-rata mencapai 43,3%, sedangkan
yang mengatakan benar adanya pengawasan kegiatan belajar dirumah hanya mencapai
rata-rata 37,74%.
4.2 Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, peranan orang tua
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa sangat dibutuhkan dan diterapkan,
karena dengan melihat hasil prosentase diatas, bahwasannya peranan orang tua
pada Sekolah Dasar Iqra Muara Bulian memiliki persentase yaitu 44,4% menjawab
Benar (B), 33,3% menjawab Tidak Benar (TB), 16,6% menjawab Benar Sekali, dan
5,5% menjawab Sangat Tidak Benar (STB). Dengan persentase demikian menurut
Arikunto (1986 : 115) bahwasannya dengan persentase tersebut termasuk kedalam
kategori baik untuk peranan orang tua terhadap anak dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa pada Sekolah Dasar Iqra’ Muara Bulian.
Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa dukungan yang sangat kuat dari orang tua dan
pengawasan anak ketika sedang belajar dirumah akan sangat berpengaruh dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil
persentase yaitu 44,4% dari 18 responden menjawab Benar (B), dalam hal ini
yakni benar bahwasannya peran orang tua memang harus dilakukan demi tercapainya
prestasi siswa yang lebih baik. Selain itu sifat disiplin yang harus
ditumbuhkan dalam diri siswa juga sangat berpengaruh besar dalam prestasinya,
karena nilai kedisiplinan yang tertanam akan bisa menjadikan seorang siswa
melatih diri untuk hidup mandiri dan cerdas dalam menentukan sebuah keputusan.
Pengawasan
dan perhatian terhadap anak juga sangat diperlukan, lebih – lebih ketika anak
sedang belajar dirumah, orang tua harus jeli dalam melakukan pengawasan, karena
tidak semua anak yang duduk didalam kamar sedang belajar, namun bisa jadi anak
tersebut sedang melakukan kegiatan lain selain belajar. Hasil penelitian
tentang perhatian orang tua terhadap anak sangat tercermin dari nilai hasil
belajar anak yang selalu diperhatikan oleh orang tuanya, yakni dalam hal
makanan maupun pola istirahat anak.
Dari hasil penelitian
peneliti ternyata siswa yang mendapat prestasi baik dikelasnya, orang tua
dirumahnya selalu menyediakan waktu untuk anaknya walau hanya sekedar menanyakan
nilai yang didapat hari ini. Namun dengan sikap orang tua seperti itu akan bisa
menjadi pantauan orang tua terhadap anak untuk menjadikan anak tidak lepas
kontrol dari pantauan orang tuanya.
Selanjutnya dari
penelitian peneliti , menjadi teman yang terbaik buat anak juga merupakan sikap
yang harus dilakukan oleh orang tua anak, karena dengan menjadi teman terbaik
anak, anak akan tidak segan dalam menceritakan hal – hal atau masalah – masalah
yang sedang dihadapi oleh anak. Karena menjadi teman terbaik bagi anak merupaan
hal yang tidak mudah, hal tersebut disampaikan oleh salah satu wali murid yang
peneliti datangi, karena teman – teman anak pastinya lebih banyak dan lebih
mengasyikkan. Namun tidak menutup kemungkinan orang tua bisa menjadi teman terbaik
bagi anak – anaknya.
Dari rumusan masalah
yang telah penulis kemukakan pada bab I dan dari hasil penelitian yang peneliti
lakukan, ternyata peranan orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
sangat berpengaruh besar. Karena melihat dari hasil persentase tersebut diatas,
bahwasannya peranan orang tua sangat berpengaruh besar dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dilihat dari
uraian data yang telah didapatkan maka dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata
peran orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SD Iqra’ Muara
Bulian Kabupaten Batang Hari sangat besar pengaruhnya, dilihat dari persentase
yang ada yaitu 44,4% menjawab Benar (B), 33,3%
menjawab Tidak Benar (TB), 16,6% menjawab Benar Sekali, dan 5,5% menjawab
Sangat Tidak Benar (STB). Kemudian dilihat dari tabel banyak yang mengatakan
bahwasannya memang benar besar pengaruhnya peran orang tua terhadap prestasi
belajar siswa dengan rata-rata 44,4%. Kemudian berdasarkan hasil pengujian
terdapat hasil bahwa peran orang tua perlu ditingatkan dan lebih diperhatikan
lagi demi tercapainya prestasi belajar yang lebih baik lagi.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian ini,
penulis mengajukan saran yakni dimulai dari orang
tua yang harus memberikan dukungan penuh terhadap anaknya dalam segala
aktivitas anaknya baik disekolah maupun
dirumah. Orang tua juga harus memberikan motivasi kepada anaknya ketika anak mendapatkan
nilai yang baik, dengan memberikan hadiah kecil bermaksud agar anak menjadi
lebih giat dalam menggapai prestasi yang lebih bagus lagi.
Selain itu
orang tua juga harus bisa menjalin kerjasama yang baik dengan guru
disekolahnya, karena guru juga akan memantau keadaan siswa ketika anak belajar
disekolah. Selain kerja sama dengan guru yang perlu dibutuhkan, waktu juga
harus bisa dibagi untuk memperhatikan anak ketika dirumah, karena sesibuk waktu
orang tua harus juga bisa membagi waktu kepada anaknya. Pengajaran tanggung
jawab kepada anak juga harus mulai diterapkan, karena dengan melatih anak untuk
bertanggung jawab, maka anak akan lebih bisa hidup disiplin dan pandai dalam
mengatur waktu. Kesehatan anak perlu diperhatikan juga, karena dengan menjaga
dan memperhatikan kesehatan anak baik jasmani maupun rohani, akan sangat bisa
mendukung anak menggapai prestasi yang lebih baik.
Lampiran 1
ANGKET
PENELITIAN
PERAN
ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SD IQRA’ MUARA BULIAN
KABUPATEN BATANG HARI
No.
|
Pernyataan
|
BS
|
B
|
TB
|
STB
|
1
|
Orang tua selalu membimbing anaknya ketika sedang belajar
dirumah
|
||||
2
|
Orang tua memberikan motivasi ketika anak sedang belajar
|
||||
3
|
Orang tua membelikan buku pelajaran setiap bulannya
|
||||
4
|
Orang tua selalu bertanya tentang pelajaran di sekolah
|
||||
5
|
Orang tua memberikan arahan dan nasehat dalam belajar
|
||||
6
|
Orang tua menciptakan suasana yang tenang ketika anak sedang
belajar
|
||||
7
|
Orang tua menyarankan kepada anak untuk mengulang pelajarannya
dirumah
|
||||
8
|
Orang tua memberikan fasilitas belajar di rumah
|
||||
9
|
Orang tua melarang untuk menonton televisi ketika sedang belajar
|
||||
10
|
Anak akan belajar tanpa diperintah oleh orang tua
|
||||
11
|
Orang tua memberikan perhatian ketika anak sedang belajar
|
||||
12
|
Orang tua memberikan solusi ketika anak mempunyai masalah dalam
belajar
|
||||
13
|
Orang tua mengajak berdiskusi untuk membahas masalah belajar
|
||||
14
|
Orang tua mengingatkan ananya untuk belajar tiap malam
|
||||
15
|
Orang tua menemani anak ketika sedang belajar
|
||||
16
|
Orang tua memerintahkan anak untuk menyenangi setiap mata
pelajaran
|
||||
17
|
Orang tua memberikan hadiah kepada anak sebagai tanda semangat
anak
|
||||
18
|
Orang tua memuji anaknya ketika anak rajin belajar
|
||||
19
|
Orang tua selalu memberian sanjungan kepada anak
|
||||
20
|
Orang tua melarang anaknya untuk telat datang ke sekolah
|
||||
21
|
Orang tua memberikan alunan musik ketika anak sedang belajar
dirumah
|
||||
22
|
Orang tua memfokuskan akan pendidikan anak
|
||||
23
|
Orang tua menciptakan suasana tenang ketika anak sedang belajar
|
||||
24
|
Orang tua memerintahkan anaknya untuk mengikuti bimbingan
belajar
|
||||
25
|
Orang tua tidak pernah memberian hadiah ketika anak meraih
prestasi
|
||||
26
|
Orang tua jarang membelikan
buku pelajaran untuk anaknya
|
||||
27
|
Orang tua akan menambah uang saku ketika anak rajin belajar
|
||||
28
|
Orang tua memberikan perhatian lebih kepada anaknya
|
||||
29
|
Orang tua memberikan hadiah pada anak jika anak mendapat nilai
baik
|
||||
30
|
Orang tua akan memarahi anaknya jika anak malas dalam belajar
|
Pernyataan –
pernyataan yang ada dalam angket tersebut telah disahkan dan dianggap valid
oleh Dr. Drs. H. Eko Kuntarto, M. Pd, M. Comp. Selanjutnya Definisi-definisi tersebut digunakan sebagai dasar dalam menjabarkan
pernyataan-pernyataan dalam angket yang seluruhnya berjumlah 30 butir dan berupa pernyataan positif dan negatif. Setiap butir angket mengandung empat alternatif jawaban, yaitu Benar Sekali (BS), Benar (B), Tidak
Benar (TB), dan Sangat Tidak Benar (STB). Pemberian
skor jawaban berturut-turut adalah 5, 4, 3, dan 2.
Lampiran 2. Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
Orang Tua Siswa Dari :
Berilah tanda
cek (v) pada tempat yang tersedia sesuai dengan keadaan sebenarnya.
No.
|
Pernyataan
|
BS
|
B
|
TB
|
STB
|
1
|
Orang tua selalu membimbing anaknya ketika sedang belajar
dirumah
|
||||
2
|
Orang tua memberikan motivasi ketika anak sedang belajar
|
||||
3
|
Orang tua membelikan buku pelajaran setiap bulannya
|
||||
4
|
Orang tua selalu bertanya tentang pelajaran di sekolah
|
||||
5
|
Orang tua memberikan arahan dan nasehat dalam belajar
|
||||
6
|
Orang tua menciptakan suasana yang tenang ketika anak sedang
belajar
|
||||
7
|
Orang tua menyarankan kepada anak untuk mengulang pelajarannya
dirumah
|
||||
8
|
Orang tua memberikan fasilitas belajar di rumah
|
||||
9
|
Orang tua melarang untuk menonton televisi ketika sedang belajar
|
||||
10
|
Anak akan belajar tanpa diperintah oleh orang tua
|
||||
11
|
Orang tua memberikan perhatian ketika anak sedang belajar
|
||||
12
|
Orang tua memberikan solusi ketika anak mempunyai masalah dalam
belajar
|
||||
13
|
Orang tua mengajak berdiskusi untuk membahas masalah belajar
|
||||
14
|
Orang tua mengingatkan ananya untuk belajar tiap malam
|
||||
15
|
Orang tua menemani anak ketika sedang belajar
|
||||
16
|
Orang tua memerintahkan anak untuk menyenangi setiap mata
pelajaran
|
||||
17
|
Orang tua memberikan hadiah kepada anak sebagai tanda semangat
anak
|
||||
18
|
Orang tua memuji anaknya ketika anak rajin belajar
|
||||
19
|
Orang tua selalu memberian sanjungan kepada anak
|
||||
20
|
Orang tua melarang anaknya untuk telat datang ke sekolah
|
||||
21
|
Orang tua memberikan alunan musik ketika anak sedang belajar
dirumah
|
||||
22
|
Orang tua memfokuskan akan pendidikan anak
|
||||
23
|
Orang tua menciptakan suasana tenang ketika anak sedang belajar
|
||||
24
|
Orang tua memerintahkan anaknya untuk mengikuti bimbingan
belajar
|
||||
25
|
Orang tua tidak pernah memberian hadiah ketika anak meraih
prestasi
|
||||
26
|
Orang tua jarang membelikan
buku pelajaran untuk anaknya
|
||||
27
|
Orang tua akan menambah uang saku ketika anak rajin belajar
|
||||
28
|
Orang tua memberikan perhatian lebih kepada anaknya
|
||||
29
|
Orang tua memberikan hadiah pada anak jika anak mendapat nilai
baik
|
||||
30
|
Orang tua akan memarahi anaknya jika anak malas dalam belajar
|
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian
Wawancara Responden Kedua
|
Wawancara Responden Ketiga
|
Wawancara Responden Keempat
|
Wawancara Responden Pertama
|
Wawancara Responden Ketujuh
|
Wawancara Responden Keenam
|
Wawancara Responden Kelima
|
Wawancara Responden Kedelapan
|
Wawancara Responden Kesepuluh
|
Wawancara Responden Kesembilan
|
Wawancara Responden Kelimabelas
|
Wawancara Responden Keempatbelas
|
Wawancara Responden Ketigabelas
|
Wawancara Responden Keduabelas
|
Wawancara Responden Kesebelas
|
Wawancara Responden Kedelapanbelas
|
Wawancara Responden Ketujuhbelas
|
Wawancara Responden Keenambelas
|
Komentar
Posting Komentar