SKRIPSI TRIO DIKA KURNIAWAN WORD STUDI KASUS PERANAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD IQRA' MUARA BULIAN KABUPATEN B ATANG HARI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Siswa merupakan harapan dan kebanggaan dari setiap orang yang diharapkan dapat berhasil di sekolah dengan baik. Oleh karena itu, untuk mewujudkan harapan tersebut orang tua yang bijaksana akan selalu mengikuti perkembangan serta berusaha mengetahui taraf kemampuan yang dimiliki anaknya. Bagi orang tua yang tingkat pendidikannya rendah atau terlalu sibuk dengan pekerjaannya, mungkin hal tersebut amat sulit dilakukan. Tetapi apabila orang tua yang menyadari akan pentingnya partisipasi mereka terhadap keberhasilan anaknya, akan dengan berbagai cara untuk mewujudkan tanggung jawabnya dalam membimbing dan mengarahkan siswa agar dapat belajar dengan baik.
Hasil penelitian Baker dan Stevenson menunjukkan bahwa, peran atau partisipasi orang tua memberikan pengaruh baik dan penilaian guru terhadap siswa. Orang tua mempunyai peran serta untuk ikut menentukan inisiatif, aktivitas terstruktur di rumah untuk melengkapi program-program pendidikan di sekolah sebagaimana yang terjadi di Indonesia. Selain itu, juga dinyatakan bahwa jaringan komunikasi yang dibangun oleh orang tua sangat penting dalam menentukan keberhasilan siswa di masyarakat. Partisipasi orang tua besar pengaruhnya terhadap proses belajar anak dan prestasi belajar yang akan dicapai. Hal ini dipertegas oleh pernyataan Slameto (1995) yang mengemukakan bahwa ”Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar, yaitu pendidikan bangsa, negara, dan dunia”.
Dilihat dari unsur pendidikan, bahwa untuk mengajar dan mendidik siswa tersebut dengan baik, guru harus mau menata diri sendiri, khususnya dalam proses pembelajaran, artinya guru harus mau menata dan mampu menyesuaikan cara dan metode mengajarnya sesuai tuntutan situasi dan kondisi dalam melaksanakan tugas sehari-hari saja sebagai seorang guru agar berhasil dalam mengajar dan menjadikan siswa-siswi yang berprestasi. Untuk menjadikan siswa yang berprestasi perlu adanya kerjasama antara orang tua dan sekolah, karena selain sekolah orang tua juga bisa menentukan akan prestasi siswa.
Prestasi belajar merupakan hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan. keadaan keluarga sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa karena dipengaruhi oleh beberapa faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan perbedaan individu seperti kultur keluarga, pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, hubungan antara orang tua, sikap keluarga terhadap masalah sosial dan realitas kehidupan.
Dalam proses pendidikan setiap orang tua wajib dalam proses pendidikan mengembangkan potensi anak didiknya, karena dengan mengembangkan potensi yang ada pada siswa akan bisa mendukung untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik disekolah maupun diluar sekolah. Mempunyai arti kurang lebih prestasi adalah standar tes untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang didalam satu atau lebih dari garis-garis pekerjaan atau belajar.
Oleh sebab itu dalam penelitian ini penulis ingin sekali meneliti seberapa besar peran orang tua dan sekolah dalam prestasi belajar siswa. Karena dewasa ini orang tua sangat mengandalkan sekolah dalam pendidikan anaknya, orang tua berfikir kalau sekolah adalah tempat yang paling utama dalam menjadikan anak-anaknya berprestasi. Padahal hal tersebut salah jika orang tua tidak ikut campur tangan dalam pendidikan anak-anaknya. Karena orang tua dan sekolah memiliki peran utama yang bisa menjadikan siswa tersebut berprestasi. Jadi perlu adanya hubungan yang erat dan saling berkomunikasi antara orang tua dan sekolah dalam menjadikan siswa yang berprestasi.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah diuraikan di atas masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah kesenjangan antara orang tua dalam prestasi belajar siswa. Oleh karena itu masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “ Bagaimana Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa kelas V Di SD Iqra’ Muara Bulian Menjadi Lebih Baik?”

1.3  Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan di atas, maka secara spesifik tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui peran orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SD Iqra’ Muara Bulian.

1.4  Manfaat Hasil Penelitian
Jika tujuan penelitian diatas dapat tercapai, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1.      Sekolah. Hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan bagi sekolah, menambah wawasan tentang pentingnya berinteraksi dengan orang tua siswa dalam menjadikan prestasi belajar siswa menjadi lebih baik.
2.      Orang tua. Sebagai orang tua hendaknya juga perlu mengetahui betapa pentingnya hubungan antara orang tua dan sekolah dalam prestasi belajar siswa yang lebih baik.
3.      Peneliti. Hasil penelitian ini bisa menjadi bahan refleksi untuk melakukan penelitian lebih lanjut, dengan begitu maka peneliti akan introspeksi dirinya tentang betapa pentingnya hubungan dan kerja sama yang harus terjalin antara orang tua dan sekolah dalam menjadikan siswa yang berprestasi.




BAB II
KAJIAN TEORI

2.1  Pengertian Orang Tua
Slameto (2003:70) mengungkapkan bahwa sekolah telah menyediakan serangkaian materi untuk mendidik seorang anak hingga dewasa termasuk perkembangan dirinya. Namun, tanggung jawab pendidikan bukan semata-mata menjadi tanggung jawab sekolah. Kunci menuju pendidikan yang baik adalah keterlibatan orang dewasa yaitu orang tua yang penuh perhatian. Jika orang tua terlibat langsung dalam pendidikan anak-anak di sekolah, maka prestasi anak tersebut akan meningkat. Setiap siswa yang berprestasi dan berhasil menamatkan pendidikan dengan hasil baik selalu memiliki orang tua yang selalu bersikap mendukung. Slameto (2003:67) juga mengutarakan beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang tua agar anaknya dapat berprestasi di sekolah.
2.1.1        Dukungan Orang Tua
Orang-tua sebaiknya memberi perhatian kepada anak-anak mereka dan menanamkan kepada mereka nilai dan tujuan pendidikan. Mereka juga berupaya mengetahui perkembangan anak mereka di sekolah. Caranya adalah dengan berkunjung ke sekolah untuk melihat situasi dan lingkungan pendidikan di sekolah. Menaruh minat terhadap aktivitas sekolah akan secara langsung mempengaruhi pendidikan anak.

2.1.2 Kerjasama Dengan Guru
Biasanya apabila timbul masalah-masalah gawat, barulah beberapa orang tua menghubungi guru anak-anak mereka. Sebaiknya, orang tua perlu mengenal guru di sekolah dan menjalin hubungan yang baik dengan mereka. Berkomunikasilah dengan guru untuk perkembangan anak. Guru juga perlu diberitahu bahwa pendidikan anak di sekolah sebagai bagian kehidupannya. Ini akan membuat guru lebih memperhatikannya. Hadirilah pertemuan orang tua murid dan guru yang diselenggarakan oleh sekolah. Pada pertemuan ini, akan bisa mengetahui prestasi akademis anak serta perkembangan anak di sekolah.
2.1.3 Sediakan Waktu Untuk Anak
Selalu sediakanlah waktu yang cukup banyak bagi anak. Jika anak pulang sekolah, umumnya mereka cukup stres dengan beban pekerjaan rumah, ulangan, maupun problem lainnya. Sungguh ideal jika orang tua misalnya seorang ibu berada di rumah pada saat anak-anak di rumah. Seorang anak akan senang bercerita ketika pulang sekolah seraya mengeluarkan semua keluhan dan bebannya kepada orang tua. Bisa jadi mereka mulai menceritakan teman-temannya yang nakal yang mulai menawari rokok dan narkoba. Dengan waktu yang disediakan oleh keluarga, maka orang tua akan mudah memberikan nasihat bagi anak-anaknya.


2.1.4        Awasi Kegiatan Belajar Di rumah
Tunjukkanlah minat orang tua akan pendidikan anak-anaknya. Pastikan anak-anak sudah mengerjakan pekerjaan rumah (PR) mereka. Wajibkan orang tua untuk mempelajari sesuatu bersama anak-anak. Membacalah buku-buku yang bermanfaat bersama mereka. Jangan lupa jadwalkan waktu setiap hari untuk memeriksa pekerjaan rumah anak dan kendalikan waktu menonton TV, Internet serta bermain game dari anak-anak.
2.1.5        Ajari Tanggung Jawab
Seorang anak dapat bertanggung jawab mengerjakan tugas mereka di sekolah jika orang tua telah mengajar mereka untuk mengerjakan tanggung jawab di rumah. Cobalah mulai memberikan anak-anak pekerjaan rumah tangga rutin setiap hari seperti membersihkan tempat tidur sendiri menurut jadwal yang spesifik. Pelatihan di rumah seperti itu akan membutuhkan banyak upaya di pihak orang tua karena perlu diawasi. Tetapi hal itu akan mengajar anak Anda rasa tanggung jawab yang mereka butuhkan agar berhasil di sekolah dan di kemudian hari dalam kehidupan.
2.1.6        Disiplin
Jalankan disiplin dengan tegas namun dengan penuh kasih sayang. Jika orang tua selalu menuruti keinginan anak, maka mereka akan menjadi manja dan tidak bertanggung jawab. Problem lain yang bisa muncul jika Anda terlalu memanjakan anak, yakni seperti seks remaja, kenal dengan keberadaan narkoba, prestasi yang buruk, dan masalah-masalah lainnya.
2.1.7        Memperhatikan Kesehatannya
Jaga kesehatan anak agar prestasi belajarnya tidak terganggu. Buat jadwal tidur yang cukup untuk anak-anak. Anak-anak yang kelelahan tidak dapat belajar dengan baik. Lalu hindari makanan seperti junk food, karena selain menyebabkan problem obesitas, juga mendatangkan pengaruh yang buruk terhadap kesanggupannya untuk berkonsentrasi.
2.1.8        Jadi Teman Terbaik
Jadilah teman terbaik bagi anak-anak. Luangkan waktu untuk berbagi berbagai hal dengan mereka. Seorang anak membutuhkan semua teman yang matang yang bisa ia dapatkan. Dengan begitu maka anak akan lebih bisa mendapatkan perhatian yang khusus dan banyak dari orang tuanya.
Pendidikan anak merupakan hal yang sangat urgen untuk diperhatikan sebagai orang tua. Agar anak-anak menjadi generasi muda yang bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu perlu pendidikan yang lebih bisa menggali potensi anak agar anak bisa menjadi siswa yang berguna di masa depan dengan menyandang berbagai gelar prestasi.
2.2  Hubungan Antara Orang Tua dengan Sekolah
Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar harus bisa mendapatkan hasil dan juga bisa melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. Dalam hal ini prestasi belajar merupakan dambaan bagi setiap siswa yang sedang mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dambaan bagi orang tua maupun guru.
Menurut Hamalik (2003: 152) Orangtua adalah ayah dan/atau ibu seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, orangtua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak, dan panggilan ibu/ayah dapat diberikan untuk perempuan/pria yang bukan orangtua kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada orangtua angkat (karena adopsi) atau ibu tiri (istri ayah biologis anak) dan ayah tiri (suami ibu biologis anak). Menurut Thamrin Nasution Orangtua merupakan setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu. Jika menurut Hurlock, Orangtua sendiri merupakan orang dewasa yang membawa anak ke dewasa, terutama dalam masa perkembangan. Tugas orangtua melengkapi dan mempersiapkan anak menuju ke kedewasaan dengan memberikan bimbingan dan pengarahan yang dapat membantu anak dalam menjalani kehidupan. Dalam memberikan bimbingan dan pengarahan pada anak akan berbeda pada masing-masing orangtua kerena setiap keluarga memiliki kondisi-kondisi tertentu yang berbeda corak dan sifatnya antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain.
Sekolah perlu mengetahui dengan jelas agenda orangtua. Dengan kata lain, sekolah perlu mengetahui, mendengarkan, dan memahami keinginan orangtua. Untuk itu, cobalah kepala sekolah mengadakan acara pertemuan secara rutin dengan orangtua siswa, untuk mendengarkan apa keinginan dan bahkan gagasan kreatif orangtua.

2.3  Prestasi Belajar
Menurut M. Ngalim Purwanto dalam buku “Psikologi  Pendidikan” Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang  menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan  sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian. Sardiman dalam "Interaksi dan Motivasi Belajar" berpendapat bahwa belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar lebih ditekankan pada proses kegiatannya dan proses belajar lebih  ditekankan pada hasil belajar yang dicapai oleh subjek belajar atau siswa. Hasil belajar dari kegiatan belajar disebut juga dengan prestasi belajar.
Pengertian Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian prestasi belajar, ada baiknya pembahasan ini diarahkan pada masing-masing permasalahan terlebih dahulu untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna kata prestasi dan belajar. Hal ini juga untuk memudahkan dalam memahami lebih mendalam tentang pengertian prestasi belajar itu sendiri. Prestasi belajar merupakan dambaan bagi setiap siswa yang sedang mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dambaan bagi orang tua maupun guru. Sebenarnya kata Prestasi belajar merupakan suatu pengertian yang terdiri dari dua kata Prestasi dan belajar, yang masing-masing mempunyai arti sendiri-sendiri. 
menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah (1994) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Menurut Slameto (1995) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Drs. H. Abu Ahmadi menjelaskan Pengertian Prestasi Belajar yakni secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan  untuk menyelidiki,  mengartikan situasi), disamping itu siswa memerlukan untuk menerima umpan balik secara langsung derajat sukses pelaksanaan tugas. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar, yaitu Keterampilan dan kebiasaan, Pengetahuan dan pengarahan, serta sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar mempunyai arti sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan dan sebagainya) oleh usaha.  Pengertian prestasi belajar tidak hanya yang tersebut di atas akan tetapi ada pengertian lain mengenai kata prestasi belajar yang dinyatakan oleh Suharto dan Iryanta Tata bahwa prestasi belajar adalah suatu yang ada (terjadi) oleh suatu kerja. Selanjutnya makna kata prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Ngalim Purwanto menyatakan bahwa prestasi belajar adalah tingkat kemampuan berpikir sedangkan Pusat Pengujian Balitbang Depdikbud menyatakan bahwa prestasi belajar tidak hanya meliput aspek pengetahuan dan ketrampilan, namun meliputi pula aspek pembentukan watak seorang siswa.
Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah menjalani serangkaian proses pembelajaran. Hasil belajar tersebut digambarkan secara kuantitas dan kualitas. Secara kuantitas dinyatakan dengan angka antara 0 sampai 100. Sedangkan secara kualitas digambarkan dengan kategori sangat baik , baik, sedang dan kurang.
E. Usman Effendi dan Juhaya S. Praja menyatakan bahwa Prestasi belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat. Prestasi belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku yaitu aspek motorik, aspek kognitif sikap, kebiasaan, ketrampilan maupun pengetahuannya. Ditandai dengan hafalnya seseorang kepada sesuatu materi yang dipelajarinya yang dimanivestasikan dalam bentuk-bentuk:
1.      Pengetahuan
2.      Pengertian
3.      Kebiasaan
4.      Ketrampilan (skill)
5.      Apresiasi
6.      Emosional
7.      Hubungan sosial
8.      Jasmani
9.      Etika atau budi pekerti
10.  Sikap (attitude).
Bloom membagi tingkat kemampuan atau tipe Prestasi belajar dari aspek kognitif menjadi lima :
1.      Pengetahuan hafalan
2.      Pemahaman atau komprehensif
3.      Penerapan aplikasi
4.      Analisis
5.      Evaluasi.
Selanjutnya Abin Syamsudin secara garis besar membagi Prestasi belajar menjadi tiga golongan, yaitu :
1.      Aspek kognitif meliputi pengetahuan hafalan, pengamatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2.      Aspek efektif meliputi penerimaan, sambutan, penghargaan, apresiasi, internalisasi, dan karakterisasi.
3.      Aspek psikomotor meliputi keterampilan bergerak serta ketrampilan verbal dan non verbal.
Burton menyatakan bahwa, Prestasi belajar adalah :
1.      Kecakapan
2.      Ketrampilan
3.      Prinsip-prinsip generalisasi
4.      Ketrampilan mental
5.      Sikap-sikap emosional
6.      Fakta-fakta dan pengetahuan.
Sedang Sindgren, mengemukakan bahwa Prestasi belajar terdiri dari:
1.      ketrampilan (skill)
2.      Informasi
3.      Pengertian (konsep) dan
4.      Sikap (attitude).
Prestasi belajar tidak harus selalu berkaitan dengan nilai atau penghargaan yang terbaik, akan tetapi yang namanya prestasi belajar adalah bagaimana hasil kita dalam memperbaiki masa depan kita daripada yang sebelumnya. Jadi jika kita mampu lebih baik daripada yang sebelumnya, maka kita sudah mendapatkan suatu prestasi belajar. Dengan prestasi belajar maka akan memotivasi kita untuk terus menjadi lebih baik, sebab setelah kita memperoleh suatu prestasi belajar maka kita juga sebaiknya berusaha untuk mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik lagi di masa depannya.
Lingkungan dan manusia terdapat hubungan timbal balik dalam artian lingkungan mempengaruhi manusia dan manusia mempengaruhi lingkungan. Begitupula dalam proses belajar menganjar. Lingkungan merupakan sumber belajar yang banyakberpengaruh dalam proses  belajar maupun perkembangan anak. Kondisi lingkungan yang kondusif  baik lingkungan rumah, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat  aka menciptakan ketenangan dan kenyamanan bagi siswa dalam belajar sihingga akan dapat mendukung kegiatan belajar dan siswa akan lebih mudah untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
Maka lama-kelamaan secara tidak disadari kita akan mendapatkan kualitas prestasi belajar yang terbaik dari yang terbaik.Menjadikan prestasi belajar kita sebagai bahan motivasi untuk terus memperbaiki diri demi masa depan kita itu sangatlah perlu, sebab manusia itu harus berkembang, jika tidak maka kita akan tertinggalkan oleh orang-orang yang terus memperbaiki diri mereka untuk terus mendapatkan prestasi belajar lebih baik daripada yang sebelumnya. Jika misalkan hari ini kita sudah bisa mengerjakan 10 macam pekerjaan, maka untuk meningkatkan prestasi belajar kita, besok harus ditingkatkan banyaknya macam pekerjaan kita. Dan itu kita tingkatkan terus agar bisa mendapatkan prestasi belajar yang lama-kelamaan terus mengalami perbaikan, dan tentu saja akan sangat luar biasa efeknya di masa depan nanti. Dari uraian di atas bisa disimpulkan prestasi belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang dicapai siswa sebagai hasil belajar yang  meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang dinyatakan dalam bentuk angka atau skor.
Menurut Arikunto, 2004, Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah :
1. Minat dan sikap siswa
Arikunto, 1993 menyatakan bahwa minat siswa terhadap suatu mata pelajaran akan mempengaruhi sikap siswa terhadap mata pelajaran itu. Jika siswa meminati suatu mata pelajaran maka ia akan menunjukkan sikap serius dan ingin mengikutinya sebaik mungkin. Siswa akan memperoleh prestasi belajar yang optimal. Sebaliknya, jika siswa kurang meminati suatu mata pelajaran karena dianggapnya sulit misalnya, maka ia akan menunjukkan sikap cuek dan sering mengeluh.

2. Motivasi belajar
Motivasi merupakan hal-hal yang mendorong siswa untuk mau belajar. Semangat dan kemauan belajar ini akan menjadi roket pendorong bagi siswa untuk memperolehprestasi belajar secara maksimal. Jika motivasi belajar siswa rendah, maka sangat sulit untuk meraih hasil belajar yang maksimal (Arikunto. 2004).
3. Konsentrasi belajar
Menurut Arikunto, 2004, Konsentrasi belajar adalah pemusatan seluruh aktivitas fisik dan mental pada  pelajaran yang sedang berlangsung. Konsentrasi menjadi modal utama untuk dapat mengikuti suatu pelajaran dengan baik. Dengan konsentrasi penuh, siswa tidak akan melakukan kegiatan lain selain dari aktivitas belajar yang sedang berlangsung.
4.Cita-cita siswa
Untuk apa siswa belajar? Pertanyaan ini sederhana tapi kadang-kadang siswa tidak bisa memberikan jawaban yang sesungguhnya. Malah berfikir panjang terlebih dulu baru memberikan jawaban. Padahal cita-cita merupakan harapan untuk meraih sesuatu yang diinginkan. Dengan adanya cita-cita maka siswa akan berusaha untuk meraih prestasi belajar yang tinggi (Arikunto. 2004).

5. Intelegensi
Intelegensi (kecerdasan) juga menjadi faktor penentu dalam meraih hasil belajaryang optimal. Faktor intelegensi tidak ditempatkan pada urutan pertama karena alasan fenomena yang terjadi dalam kenyataan sehari-hari. Rupanya intelegensi tidak menjamin siswa untuk meraih prestasi belajar yang tinggi tanpa didukung oleh faktor yang lainnya.
Setiap orang yang mengukur semua prestasi belajar, pasti kehidupannya benar-benar sangat berkualitas. Jadi bukan sembarang kehidupan yang mereka terapkan, melainkan mereka hidup untuk mendapatkan prestasi belajar yang jauh lebih baik daripada sebelumnya. Prestasi belajar yang telah diraih hari ini dicatat sebagai petunjuk kalau besok harus bisa mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik lagi. Bukankan kehidupan semacam itu lebih terasa menantang ? Daripada kita hidup hanya untuk nonton, makan, nongkrong, dll, apakah besoknya bisa jadi lebih baik? Kehidupan tanpa prestasi belajar semacam itu pastilah sangat membosankan, mengulangi aktifitas kehidupan sehari-hari tentu sangat membosankan pula.
Lingkungan sekolah merupakan tempat bagi siswa untuk belajar bersama teman-temannya secara terarah guna menerima transfer pengetahuan dari guru yang didalamnya mencakup keadaan sekitar suasana sekolah, relasi siswa dengan dan teman-temannya, relasi siswa dengan guru dan dengan staf sekolah, kualitas guru dan metode mengajarnya, keadaan gedung, masyarakat sekolah, tata tertib, fasilitas-fasilitas sekolah, dan sarana prasarana sekolah.
Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan. Mari kita perbanyak prestasi belajar kita dengan terus memperbaiki prestasi yang diraih setiap harinya, prestasi hari ini harus lebih baik dari prestasi kemarin. Dan prestasi di esok hari harus lebih baik dari prestasi hari ini.

2.4 Jenis – Jenis Prestasi Belajar
Setiap lembaga pendidikan menginginkan agar peserta didiknya mempunyai prestasi yang tinggi. Untuk mengetahui bahwa siswa telah mencapai prestasi belajar seperti apa yang diharapkan pendidik jika dilihat dari adanya perubahan tingkah laku atas sikap dari peserta didik. Bloom menyatakan ada tiga bentuk prestasi yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk lebih jelasnya akan penulis uraikan dari masing-masing ranah tersebut, yaitu :
a.       Prestasi belajar aspek kognitif
                                    Prestasi belajar siswa pada aspek kognitif menitikberatkan pada masalah bidang intelektual, sehingga kemampuan akal akan mendapatkan perhatian yaitu kerja otak untuk dapat menguasai berbagai pengetahuan yang diterimanya. Bloom mengklasifikasi tujuan kognitif menjadi enam tingkatan. Keenam aspek pendukung tersebut kesemuanya menitikberatkan pada kemampuan akal semata.
b.      Prestasi belajar aspek afektif
                                    Ini lebih banyak menitikberatkan pada bidang sikap dan tingkah laku. Aspek ini berkaitan dengan sikap mental, perasaan dan kesadaran siswa. Prestasi belajar ini diperoleh melalui proses internalisasi, yaitu suatu proses kearah pertumbuhan batiniah atau rohaniah siswa (Sudjana, 1995:76). Aspek afektif ini sudah tentu mempunyai nilai yang lebih tinggi karena didalamnya menyangkut kepribadian siswa”.
           
c.       Prestasi belajar aspek psikomotor
                                    Prestasi belajar aspek psikomotor adalah kemampuan didalam masalah skill atau keterampilan dan kemampuan bertindak. Prestasi belajar aspek psikomotor ini merupakan tingkah laku nyata dan dapat diamati.

Ketiga jenis prestasi belajar tersebut akan lebih sempurna jika ketiganya dimiliki oleh setiap siswa, dimana aspek afektif merupakan aspek yang harus ada, Karena tanpa memiliki sikap dan tingkah laku yang terpuji tentu saja kecerdasan yang ada pada diri siswa tidak akan berarti.












2.4  Kerangka Berfikir
Peran orang tua sangatlah berguna bagi siswa dalam peningkatan prestasi belajarnya, karena dengan adanya dukungan serta kerja sama yang diberikan orang tua kepada siswa akan bisa menunjang keberhasilan siswa dalam meningkatkan prestasinya. Selain itu dengan waktu yang diluangkan dan juga memperhatikan keadaan siswa juga bisa menunjang meningkatnya prestasi siswa. Oleh karenanya kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

PERAN ORANG TUA

DUKUNGAN ORANG TUA

KERJASAMA DENGAN GURU

SEDIAKAN WAKTU UNTUK ANAK

AWASI KEGIATAN BELAJAR DI RUMAH

AJARI TANGGUNG JAWAB

DISIPLIN

MEMPERHATIKAN KESEHATANNYA

JADI TEMAN TERBAIK

PRESTASI SISWA
 

















BAB III
METODE PENELITIAN

3.1    Metode Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif.  Selain itu menurut Best dalam Sukardi, (2009 : 157) penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai dengan apa adanya.

3.2  Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V Sekolah Dasar Iqra’ Muara Bulian, yang berlokasi dijalan Jendral Sudirman  Muara Bulian. Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti melakukan survey terlebih dahulu. Pene litian ini dilaksanakan 2 minggu dari tanggal 03 Februari sampai dengan tanggal 17 Februari 2014.

3.3 Subyek Penelitian
Pada penelitian ini peneliti mengambil subyek yakni siswa dari kelas V Sekolah Dasar Iqra’ Muara Bulian Tahun Ajaran 2012/2013. Serta subjek penelitiannya adalah semua orang tua siswa kelas V Sekolah Dasar Iqra’ Muara Bulian Kabupaten Batang Hari.



3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Metode Angket
Menurut Suharsimi Arikunto, Kuesioner/angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberikan tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna.
Dengan demikian angket/kuesioner adalah daftar pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti dimana tiap pertanyaannya berkaitan dengan masalah penelitian. Angket tersebut pada akhirnya diberikan kepada responden untuk dimintakan jawaban.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa angket (kuesioner) adalah suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada responden. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan daftar angket untuk mengumpulkan data tentang seberapa besar pengaruhnya hubungan orang tua terhadap prestasi siswa Sekolah Dasar Iqra Muara Bulian Tahun Ajaran 2012/2013.

3.4.2        Metode Observasi
Istilah observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan “memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu, baik ilmu eksakta maupun ilmu - ilmu sosial, Observasi dapat berlangsung dalam konteks laboratoriurn (experimental) maupun konteks alamiah.
Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Menurut Arikunto (2002:128), Observasi adalah aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi – informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Dalam penelitian ini peneliti juga melakukan observasi dengan bentuk lembaran observasi yang ditujukan kepada orang tua.

3.4.3        Analisis Dokumen
Menurut Arikunto (2000: 234) metode dokumentasi adalah: ”mencari data mengenai hal - hal atau variasi yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah kabar, majalah, prasasti, notulen, raport, leger dan sebagainya”.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan metode dokumentasi. Dimana peneliti memerlukan dokumentasi yakni hasil belajar siswa yang diambil dari nilai raport berupa nilai akhir  semester  tahun ajaran 2012/2013 yang diperoleh dari wali kelas.
3.5      Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan bagian yang terpenting dalam penelitian, karena memberikan arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah dalam penelitian. Dari data yang akan diperoleh kemudian dianalisis. Adapun teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif.
Setelah data yang diperlukan di dapat berdasarkan hasil wawancara terstruktur, maka langkah berikutnya adalah menganalisa data sesuai dengan pertanyaan peneliti yang telah diterapkan sehingga dapat dipresentasekan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan analisis deskriptif dengan menggunakan rumus persentase.

P = F/N x 100
Distribusi persen Adalah pengaturan data yang dihitung dalam bentuk persen. Jawaban yang diberikan responden, penulis menggunakan rumus seperti yang dikemukakan Hartono dalam Azizi (2002 : 37-38) adalah sebagai berikut :

Dimana :
P  = Persentase              N = Jumlah responden
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya (frekuensi jawaban)
Selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah menarik kesimpulan dengan menggunakan penilaian dari Arikunto (1986 : 115) sebagai berikut :
Tabel 1.
No.
Jumlah Prosentase
Kategori
1
81% - 100%
Sangat Baik Sekali
2
61% - 80%
Baik Sekali
3
41% - 60%
Baik
4
11% - 40%
Kurang
5
0 – 20%
Kurang Sekali
                                                                                                       
3.6      Instrumen Penelitian
Instrumen itu merupakan alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu, sedangkan penelitian memiliki arti pemeriksaan, penyelidikan, kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data secara sistematis dan objektif. Dengan masing – masing pengertian kata tersebut diatas, maka instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data – data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis.
Jadi semua alat yang bisa mendukung suatu penelitian bisa mendukung suatu penelitian bisa disebut instrumen penelitian. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Pada penelitian ini peneliti menggunakan instrument berupa angket. Angket disini digunakan untuk memperoleh data mengenai peran orang tua dalam meningkatkan prestasi siswa.
Tabel 2.
Kisi – Kisi Butir Angket Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di SD Iqra’ Muara Bulian Kabupaten Batang Hari
No.
Karakter Pokok
Nomor Butir Pernyataan
Jumlah
1
Dukungan Orang Tua
1, 2, 3, 17, 18, 25, 27, 29
8
2
Kerjasama Dengan Guru
19, 26, 24
3
3
Sediakan Waktu Untuk Anak
4, 5
2
4
Awasi Kegiatan Belajar Di Rumah
6, 28, 21, 23, 30
5
5
Ajari Tanggung Jawab
7, 8, 22
3
6
Disiplin
9, 10, 16, 20
4
7
Memperhatikan Kesehatannya
11
1
8
Jadi Teman Terbaik
12, 13, 14, 15
4
Jumlah Keseluruhan
30

3.7    Uji Instrumen
3.7.2        Uji Validitas Instrumen dan Reliabilitas Instrumen

                        Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 1993). Instrumen survei yang baik memiliki tingkat kevalidan tinggi sebaliknya instrumen survei yang buruk memiliki tingkat kevalidan rendah. Instrumen survei yang baik akan menghasilkan data yang benar yang akan mengantarkan peneliti pada suatu kesimpulan penelitian yang sesuai dengan kenyataan. Sebaliknya, instrumen survei yang buruk akan menghasilkan data yang tidak benar sehingga menghasilkan kesimpulan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
                        Syarat lainnya yang juga penting bagi seorang peneliti adalah reliabilitas. Reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Ini berarti semakin reliabel suatu tes memiliki persyaratan maka semakin yakin kita dapat menyatakan bahwa dalam hasil suatu tes mempunyai hasil yang sama ketika dilakukan tes kembali.












BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Penelitian
Berdasarkan serta uraian yang telah dikumpulkan sebelumnya maka didalam bab ini akan dilakukan analisa pembahasan yang diperoleh dalam penelitian ini. Hasil penelitian akan digambarkan sesuai dengan tujuan yang diajukan sebelumnya. Gambaran dari jawaban wawancara ke delapan belas responden yaitu orang tua dari siswa kelas V Sekolah Dasar Iqra’ Muara Bulian (hasil wawancara terdapat dilampiran), dapat dilihat dari tabel – tabel dibawah ini :
4.1.1        Deskripsi Tentang Peran Orang Tua Terhadap Siswa
Gambaran dari jawaban angket 18 responden yaitu orang tua siswa kelas V SD Iqra’ Muara Bulian  dapat dilihat dari tabel-tabel dibawah ini :
Tabel 3. Deskripsi Mengenai Dukungan Orang Tua
No.
Pernyataan
Subjek
Jawaban responden (%)
BS
B
TB
STB
1
Orang tua selalu membimbing anaknya ketika sedang belajar dirumah
18
27,7
27,7
38,8
5,5
2
Orang tua memberikan motivasi ketika anak sedang belajar
18
27,7
27,7
33,3
11,1
3
Orang tua membelikan buku pelajaran setiap bulannya
18
22,2
50
22,2
5,5
4
Orang tua memberikan hadiah kepada anak sebagai tanda semangat anak
18
0
55,5
44,4
0
5
Orang tua memuji anaknya ketika anak rajin belajar
18
22,2
77,7
0
0
6
Orang tua tidak pernah memberian hadiah ketika anak meraih prestasi
18
0
44,4
27,7
27,7
7
Orang tua akan menambah uang saku ketika anak rajin belajar
18
0
55,5
94,4
0
8
Orang tua memberikan hadiah pada anak jika anak mendapat nilai baik
18
0
61,1
5,5
33,3
Jumlah
99,8
349,6
266,3
83,1
Rata-rata
12,4
43,7
33,2
10,3

                    Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase yang didapat melalui responden pada indikator dukungan orang tua menyatakan bahwa persentase terbesar terlihat pada yang mengatakan Benar (B) yakni rata-rata mencapai 43,7 %, 33,2 % untuk yang mengatakan Tidak Benar (TB), 12,4 % untuk yang mengatakan Benar Sekali (BS), dan 10,3 % untuk yang mengatakan Sangat Tidak Benar (STB). Sehingga dengan persentase tersebut dukungan orang tua memang perlu diterapkan untuk meingkatkan prestasi siswa.
Table 4. Deskripsi Mengenai Kerjasama Dengan Guru
No.
Pernyataan
Subjek
Jawaban responden (%)
BS
B
TB
STB
1
Orang tua selalu memberian sanjungan kepada anak
18
38,8
22,2
38,8
0
2
Orang tua jarang membelikan buku pelajaran untuk anaknya
18
0
44,4
27,7
27,7
3
Orang tua memerintahkan anaknya untuk mengikuti bimbingan belajar
18
27,7
55,5
11,1
5,5
Jumlah
66,5
122,1
77,6
33,2
Rata-rata
22,1
40,7
25,8
11,1
                 
                  Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase yang didapat melalui responden pada indicator kerjasama dengan guru menyatakan bahwa persentase terbesar terlihat pada yang mengatakan Benar (B) yakni dengan rata-rata mencapai 40,7%. 25,8% untuk yang mengatakan Tidak Benar (TB), 22,1% untuk yang mengatakan Benar Sekali (BS), dan 11,1% untuk yang mengatakan Sangat Tidak Benar (STB). Sehingga dengan persentase tersebut kerjasama dengan guru memang harus dilakukan oleh setiap orang tua.

Table 5. Deskripsi Mengenai Penyediaan Waktu Untuk Anak
No.
Pernyataan
Subjek
Jawaban responden (%)
BS
B
TB
STB
1
Orang tua selalu bertanya tentang pelajaran di sekolah
18
55,5
38,8
5,5
0
2
Orang tua memberikan arahan dan nasehat dalam belajar
18
0
66,6
27,7
5,5
Jumlah
55,5
105,4
33,2
5,5
Rata-rata
27,7
52,7
16,6
2,7

                  Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa persentase yang didapat melalui responden pada indicator penyediaan waktu untuk anak menyatakan bahwa persentase terbesar terlihat pada yang mengatakan Benar (B) dengan rata-rata mencapai 52,7%, 27,7% untuk yang mengatakan Benar Sekali (BS), 16,6% untuk yang mengatakan Tidak Benar (TB), dan 2,7% untuk yang mengatakan Sangat Tidak Benar (STB). Sehingga dengan persentase tersebut penyediaan waktu untuk anak sangat diperlukan terutama untuk orang tua yang sering sibuk dengan kesibukannya.
Tabel 6. Deskripsi Mengenai Pengawasan Kegiatan Belajar Dirumah
No.
Pernyataan
Subjek
Jawaban responden (%)
BS
B
TB
STB
1
Orang tua menciptakan suasana yang tenang ketika ana sedang belajar
18
0
44,4
55,5
0
2
Orang tua memberikan perhatian lebih kepada anaknya
18
0
66,6
33,3
0
3
Orang tua memberikan alunan musik ketika anak sedang belajar dirumah
18
0
44,4
27,7
27,7
4
Orang tua menciptakan suasana tenang ketika anak sedang belajar
18
11,1
33,3
50
5,5
5
Orang tua akan memarahi anaknya jika anak malas dalam belajar
18
50
0
50
0
Jumlah
61,1
188,7
216,5
33,2
Rata-rata
12,22
37,74
43,4
6,64

                  Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase yang didapat melalui responden pada indicator pengawasan kegiatan belajar dirumah menyatakan bahwa persentase terbesar  terlihat pada yang mengatakan Benar (B) dengan rata-rata mencapai 43,3%, 37,74% untuk yang mengatakan Tidak Benar (TB), 12,22% untuk yang mengatakan Benar Sekali (BS), dan 6,64% untuk yang mengatakan Sangat Tidak Benar (STB). Sehingga dengan persentase tersebut memang perlu adanya pengawasan yang benar-benar mengawasi kegiatan belajar anak dirumah.
Tabel 7. Deskripsi Mengenai Pemberian Tanggung Jawab
No.
Pernyataan
Subjek
Jawaban responden (%)
BS
B
TB
STB
1
Orang tua menyarankan kepada anak untuk mengulang pelajarannya dirumah
18
27,7
55,5
11,1
5,5
2
Orang tua memberikan fasilitas belajar di rumah
18
11,1
55,5
33,3
0
3
Orang tua memfokuskan akan pendidikan anak
18
44,4
55,5
0
0
Jumlah
83,2
166,5
44,4
30,5
Rata-rata
27,7
55,5
14,8
10,1

                  Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase yang didapat melalui responden pada indicator pemberian tanggung jawab menyatakan bahwa persentase terbesar terlihat pada yang mengatakan Benar (B) dengan rata-rata mencapai 55,5%, 27,7% untuk yang mengatakan Benar Sekali (BS), 14,8% untuk yang mengatakan Tidak Benar (TB), dan 10,1% untuk yang mengatakan Sangat Tidak Benar (STB). Sehingga dengan persentase tersebut orang tua perlu memberikan pelajaran tentang tanggung jawab kepada anak.





Tabel 8. Deskripsi Mengenai Kedisiplinan
No.
Pernyataan
Subjek
Jawaban responden (%)
BS
B
TB
STB
1
Orang tua melarang untuk menonton televisi ketika sedang belajar
18
27,7
38,8
33,3
0
2
Anak akan belajar tanpa diperintah oleh orang tua
18
11,1
55,5
33,3
0
3
Orang tua memerintahkan anak untuk menyenangi setiap mata pelajaran
18
16,6
55,5
27,7
0
4
Orang tua melarang anaknya untuk telat datang ke sekolah
18
33,3
66,6
0
0
Jumlah
88,7
216,4
94,3
0
Rata-rata
22,1
54,1
23,5
0

                  Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase yang didapat melalui responden pada indicator kedisiplinan menyatakan bahwa persentase terbesar terlihat pada yang mengatakan Benar (B) dengan rata-rata mencapai 54,1%, 23,5% untuk yang mengatakan Tidak Benar (TB), 22,1% untuk yang mengatakan Benar Sekali (BS), dan 0 untuk yang megatakan Sangat Tidak Benar (STB). Sehingga dengan persentase tersebut peran orang tua untuk melatih anak dalam kedisiplinan memang harus dilakukan.





Tabel 9. Deskripsi Mengenai Perhatian Terhadap Kesehatan Anak
No.
Pernyataan
Subjek
Jawaban responden (%)
BS
B
TB
STB
1
Orang tua memberikan perhatian ketika anak sedang belajar
18
16,6
44,4
33,3
5,5
Jumlah
16,6
44,4
33,3
5,5
Rata-rata
16,6
44,4
33,3
5,5

                  Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase yang didapat melalui responden pada indicator perhatian terhadap kesehatan anak, menyatakan bahwa persentase terbesar terlihat pada yang mengatakan Benar (B) dengan rata-rata mencapai 44,4%, 33,3% untuk yang mengatakan Tidak Benar (TB), 16,6% untuk yang mengatakan Benar Sekali (BS), dan 5,5% untuk yang mengatakan Sangat Tidak Benar (STB). Sehingga dengan persentase tersebut peran orang tua agar selalu menjaga dan memperhatikan kesehatan anak perlu diterapkan dalam hal ini.

Tabel 10. Deskripsi Mengenai Peran Orang Tua Untuk Menjadi Teman Terbaik
No.
Pernyataan
Subjek
Jawaban responden (%)
BS
B
TB
STB
1
Orang tua memberikan solusi ketika anak mempunyai masalah dalam belajar
18
22,2
33,3
44,4
0
2
Orang tua mengajak berdiskusi untuk membahas masalah belajar
18
55,5
27,7
16,6
0
3
Orang tua mengingatkan ananya untuk belajar tiap malam
18
22,2
44,4
33,3
0
4
Orang tua menemani anak ketika sedang belajar
18
0
50
44,4
5,5
Jumlah
99,9
155,4
138,7
5,5
Rata-rata
24,9
38,85
34,6
1,3

                  Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase yang didapat melalui responden pada indicator peran orang tua untuk menjadi teman terbaikmenyatakan bahwa persentase terbesar terlihat pada yang mengatakan Benar (B) dengan rata-rata mencapai 38,85%, 34,6% untuk yang mengatakan Tidak Benar (TB), 24,9% untuk yang mengatakan Benar Sekali (BS), dan 1,3% untuk yang mengatakan Sangat Tidak Benar (STB). Sehingga dengan persentase tersebut memang menjadi teman yang terbaik untuk anak adalah peran orang tua yang harus dilakukan.
                  Dari data diatas dapat disimpulkan dalam bentuk persentase dari keseluruhan jawaban maka dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 11. Persentase jawaban
Persentase
N
Jawaban responden (%)
BS
B
TB
STB
Jawaban
18
16,6
44,4
33,3
5,5

                  Dapat digambarkan melalui tabel diatas bahwa untuk jawaban kuisioner melalui 18 responden terhadap peran orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SD Iqra’ Muara Bulian Kabupaten Batang Hari. Yaitu 44,4% menjawab Benar (B), 33,3% menjawab Tidak Benar (TB), 16,6% menjawab Benar Sekali, dan 5,5% menjawab Sangat Tidak Benar (STB).
4.1.2        Deskripsi Mengenai Prestasi Belajar Siswa
                            Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan terhadap orang tua siswa mengenai peran orang tua untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapat prestasi tertinggi adalah siswa yang tidak lepas dari dukungan orang tua, jelas terlihat pada tabel 3. Bahwasannya 43,7% dukungan orang tua dibandingkan dengan tidak ada dukungan orang tua yang hanya mencapai 33,2%. Perbedaan ini menjadikan bahan perbandingan yang sangat besar untuk orang tua terhadap dukungan yang diberikannya.
                            Melihat dari nilai akhir semester kelas V Tahun Ajaran 2013/2014, siswa yang mendapat dukungan dari orang tuanya mendapat prestasi pertama dikelasnya dengan nilai rata-rata mencapai 85,36 sedangkan orang tua yang kurang berperan dalam memperhatikan anaknya berdampak pada anak yang hanya mencapai nilai rata-rata 60,81. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 6. Bahwasannya pengawasan kegiatan belajar dirumah kurang diperhatikan oleh orang tua dari siswa tersebut. Karena hasil persentase terbesar terlihat pada yang mengatakan Tidak Benar (TB) adanya pengawasan kegiatan belajar dirumah dengan rata-rata mencapai 43,3%, sedangkan yang mengatakan benar adanya pengawasan kegiatan belajar dirumah hanya mencapai rata-rata 37,74%.
         
4.2  Pembahasan
           Hasil penelitian menunjukkan bahwa, peranan orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa sangat dibutuhkan dan diterapkan, karena dengan melihat hasil prosentase diatas, bahwasannya peranan orang tua pada Sekolah Dasar Iqra Muara Bulian memiliki persentase yaitu 44,4% menjawab Benar (B), 33,3% menjawab Tidak Benar (TB), 16,6% menjawab Benar Sekali, dan 5,5% menjawab Sangat Tidak Benar (STB). Dengan persentase demikian menurut Arikunto (1986 : 115) bahwasannya dengan persentase tersebut termasuk kedalam kategori baik untuk peranan orang tua terhadap anak dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada Sekolah Dasar Iqra’ Muara Bulian.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dukungan yang sangat kuat dari orang tua dan pengawasan anak ketika sedang belajar dirumah akan sangat berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase yaitu 44,4% dari 18 responden menjawab Benar (B), dalam hal ini yakni benar bahwasannya peran orang tua memang harus dilakukan demi tercapainya prestasi siswa yang lebih baik. Selain itu sifat disiplin yang harus ditumbuhkan dalam diri siswa juga sangat berpengaruh besar dalam prestasinya, karena nilai kedisiplinan yang tertanam akan bisa menjadikan seorang siswa melatih diri untuk hidup mandiri dan cerdas dalam menentukan sebuah keputusan.
Pengawasan dan perhatian terhadap anak juga sangat diperlukan, lebih – lebih ketika anak sedang belajar dirumah, orang tua harus jeli dalam melakukan pengawasan, karena tidak semua anak yang duduk didalam kamar sedang belajar, namun bisa jadi anak tersebut sedang melakukan kegiatan lain selain belajar. Hasil penelitian tentang perhatian orang tua terhadap anak sangat tercermin dari nilai hasil belajar anak yang selalu diperhatikan oleh orang tuanya, yakni dalam hal makanan maupun pola istirahat anak.
Dari hasil penelitian peneliti ternyata siswa yang mendapat prestasi baik dikelasnya, orang tua dirumahnya selalu menyediakan waktu untuk anaknya walau hanya sekedar menanyakan nilai yang didapat hari ini. Namun dengan sikap orang tua seperti itu akan bisa menjadi pantauan orang tua terhadap anak untuk menjadikan anak tidak lepas kontrol dari pantauan orang tuanya.
Selanjutnya dari penelitian peneliti , menjadi teman yang terbaik buat anak juga merupakan sikap yang harus dilakukan oleh orang tua anak, karena dengan menjadi teman terbaik anak, anak akan tidak segan dalam menceritakan hal – hal atau masalah – masalah yang sedang dihadapi oleh anak. Karena menjadi teman terbaik bagi anak merupaan hal yang tidak mudah, hal tersebut disampaikan oleh salah satu wali murid yang peneliti datangi, karena teman – teman anak pastinya lebih banyak dan lebih mengasyikkan. Namun tidak menutup kemungkinan orang tua bisa menjadi teman terbaik bagi anak – anaknya.
Dari rumusan masalah yang telah penulis kemukakan pada bab I dan dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, ternyata peranan orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa sangat berpengaruh besar. Karena melihat dari hasil persentase tersebut diatas, bahwasannya peranan orang tua sangat berpengaruh besar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
BAB V
PENUTUP
5.1    Simpulan
Dilihat dari uraian data yang telah didapatkan maka dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata peran orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SD Iqra’ Muara Bulian Kabupaten Batang Hari sangat besar pengaruhnya, dilihat dari persentase yang ada yaitu 44,4% menjawab Benar (B), 33,3% menjawab Tidak Benar (TB), 16,6% menjawab Benar Sekali, dan 5,5% menjawab Sangat Tidak Benar (STB). Kemudian dilihat dari tabel banyak yang mengatakan bahwasannya memang benar besar pengaruhnya peran orang tua terhadap prestasi belajar siswa dengan rata-rata 44,4%. Kemudian berdasarkan hasil pengujian terdapat hasil bahwa peran orang tua perlu ditingatkan dan lebih diperhatikan lagi demi tercapainya prestasi belajar yang lebih baik lagi.
5.2    Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, penulis mengajukan saran yakni dimulai dari orang tua yang harus memberikan dukungan penuh terhadap anaknya dalam segala aktivitas  anaknya baik disekolah maupun dirumah. Orang tua juga harus memberikan motivasi kepada anaknya ketika anak mendapatkan nilai yang baik, dengan memberikan hadiah kecil bermaksud agar anak menjadi lebih giat dalam menggapai prestasi yang lebih bagus lagi.
Selain itu orang tua juga harus bisa menjalin kerjasama yang baik dengan guru disekolahnya, karena guru juga akan memantau keadaan siswa ketika anak belajar disekolah. Selain kerja sama dengan guru yang perlu dibutuhkan, waktu juga harus bisa dibagi untuk memperhatikan anak ketika dirumah, karena sesibuk waktu orang tua harus juga bisa membagi waktu kepada anaknya. Pengajaran tanggung jawab kepada anak juga harus mulai diterapkan, karena dengan melatih anak untuk bertanggung jawab, maka anak akan lebih bisa hidup disiplin dan pandai dalam mengatur waktu. Kesehatan anak perlu diperhatikan juga, karena dengan menjaga dan memperhatikan kesehatan anak baik jasmani maupun rohani, akan sangat bisa mendukung anak menggapai prestasi yang lebih baik.


                













Lampiran 1

ANGKET PENELITIAN
PERAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SD IQRA’ MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI
No.
Pernyataan
BS
B
TB
STB
1
Orang tua selalu membimbing anaknya ketika sedang belajar dirumah




2
Orang tua memberikan motivasi ketika anak sedang belajar




3
Orang tua membelikan buku pelajaran setiap bulannya




4
Orang tua selalu bertanya tentang pelajaran di sekolah




5
Orang tua memberikan arahan dan nasehat dalam belajar




6
Orang tua menciptakan suasana yang tenang ketika anak sedang belajar




7
Orang tua menyarankan kepada anak untuk mengulang pelajarannya dirumah




8
Orang tua memberikan fasilitas belajar di rumah




9
Orang tua melarang untuk menonton televisi ketika sedang belajar




10
Anak akan belajar tanpa diperintah oleh orang tua




11
Orang tua memberikan perhatian ketika anak sedang belajar




12
Orang tua memberikan solusi ketika anak mempunyai masalah dalam belajar




13
Orang tua mengajak berdiskusi untuk membahas masalah belajar




14
Orang tua mengingatkan ananya untuk belajar tiap malam




15
Orang tua menemani anak ketika sedang belajar




16
Orang tua memerintahkan anak untuk menyenangi setiap mata pelajaran




17
Orang tua memberikan hadiah kepada anak sebagai tanda semangat anak




18
Orang tua memuji anaknya ketika anak rajin belajar




19
Orang tua selalu memberian sanjungan kepada anak




20
Orang tua melarang anaknya untuk telat datang ke sekolah




21
Orang tua memberikan alunan musik ketika anak sedang belajar dirumah




22
Orang tua memfokuskan akan pendidikan anak




23
Orang tua menciptakan suasana tenang ketika anak sedang belajar




24
Orang tua memerintahkan anaknya untuk mengikuti bimbingan belajar




25
Orang tua tidak pernah memberian hadiah ketika anak meraih prestasi




26
Orang tua jarang membelikan buku pelajaran untuk anaknya




27
Orang tua akan menambah uang saku ketika anak rajin belajar




28
Orang tua memberikan perhatian lebih kepada anaknya




29
Orang tua memberikan hadiah pada anak jika anak mendapat nilai baik




30
Orang tua akan memarahi anaknya jika anak malas dalam belajar





Pernyataan – pernyataan yang ada dalam angket tersebut telah disahkan dan dianggap valid oleh Dr. Drs. H. Eko Kuntarto, M. Pd, M. Comp. Selanjutnya Definisi-definisi tersebut digunakan sebagai dasar dalam menjabarkan pernyataan-pernyataan dalam angket yang seluruhnya berjumlah 30 butir dan berupa pernyataan positif dan negatif. Setiap butir angket mengandung empat alternatif jawaban, yaitu Benar Sekali (BS), Benar (B), Tidak Benar (TB), dan Sangat Tidak Benar (STB). Pemberian skor jawaban berturut-turut adalah 5, 4, 3, dan 2.


Lampiran 2. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA
Orang Tua Siswa Dari          :

Berilah tanda cek (v) pada tempat yang tersedia sesuai dengan keadaan sebenarnya.
No.
Pernyataan
BS
B
TB
STB
1
Orang tua selalu membimbing anaknya ketika sedang belajar dirumah




2
Orang tua memberikan motivasi ketika anak sedang belajar




3
Orang tua membelikan buku pelajaran setiap bulannya




4
Orang tua selalu bertanya tentang pelajaran di sekolah




5
Orang tua memberikan arahan dan nasehat dalam belajar




6
Orang tua menciptakan suasana yang tenang ketika anak sedang belajar




7
Orang tua menyarankan kepada anak untuk mengulang pelajarannya dirumah




8
Orang tua memberikan fasilitas belajar di rumah




9
Orang tua melarang untuk menonton televisi ketika sedang belajar




10
Anak akan belajar tanpa diperintah oleh orang tua




11
Orang tua memberikan perhatian ketika anak sedang belajar




12
Orang tua memberikan solusi ketika anak mempunyai masalah dalam belajar




13
Orang tua mengajak berdiskusi untuk membahas masalah belajar




14
Orang tua mengingatkan ananya untuk belajar tiap malam




15
Orang tua menemani anak ketika sedang belajar




16
Orang tua memerintahkan anak untuk menyenangi setiap mata pelajaran




17
Orang tua memberikan hadiah kepada anak sebagai tanda semangat anak




18
Orang tua memuji anaknya ketika anak rajin belajar




19
Orang tua selalu memberian sanjungan kepada anak




20
Orang tua melarang anaknya untuk telat datang ke sekolah




21
Orang tua memberikan alunan musik ketika anak sedang belajar dirumah




22
Orang tua memfokuskan akan pendidikan anak




23
Orang tua menciptakan suasana tenang ketika anak sedang belajar




24
Orang tua memerintahkan anaknya untuk mengikuti bimbingan belajar




25
Orang tua tidak pernah memberian hadiah ketika anak meraih prestasi




26
Orang tua jarang membelikan buku pelajaran untuk anaknya




27
Orang tua akan menambah uang saku ketika anak rajin belajar




28
Orang tua memberikan perhatian lebih kepada anaknya




29
Orang tua memberikan hadiah pada anak jika anak mendapat nilai baik




30
Orang tua akan memarahi anaknya jika anak malas dalam belajar



















Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian


Wawancara Responden Kedua


Wawancara Responden Ketiga


Wawancara Responden Keempat


Wawancara Responden Pertama
 






































































Wawancara Responden Ketujuh



Wawancara Responden Keenam



Wawancara Responden Kelima

 



































Wawancara Responden Kedelapan



Wawancara Responden Kesepuluh



Wawancara Responden Kesembilan


 






















Wawancara Responden Kelimabelas



Wawancara Responden Keempatbelas



Wawancara Responden Ketigabelas



Wawancara Responden Keduabelas



Wawancara Responden Kesebelas


 








































































Wawancara Responden Kedelapanbelas



Wawancara Responden Ketujuhbelas



Wawancara Responden Keenambelas


 










































Komentar